ETIKA & PROFESIONALISME (1)
Tidak seperti
biasanya Bung Gombloh, pada hari Minggu pagi itu sudah men-dahului duduk-duduk
di teras Balai Rt.01/Rw.20, menunggu sobatnya Fit dan Gembus. Setelah Fit dan
Gembus datang dan kemudian mengucapkan salam kepada Bung Gombloh,
pembicaraannyapun dilanjutkan oleh Bung Gembus, ” Hai Mbloh !”, ujar Gembus
seperti kebiasaannya kalau menyapa temannya yang satu ini tanpa ada embel-embel
sedikitpun karena sudah kebiasaan teman main dari kecil, demikian juga Gombloh
kalau memanggil Gembus ya cukup dengan “Mbus” saja. Gembus kemudian melanjutkan
pertanyaannya kepada Gombloh :” Bagaimana Mbloh kelanjutan rencana kita yang
akan mendirikan Persatuan Pedagang Kaki Lima ?”.
“ Yaaa, itulah aku datang Mbus
ingin berbincang-bincang masalah itu, kan
kalau kita bersatu dengan mendirikan PKL (Pedagang Kaki Lima) kita akan menjadi
kuat. Kita bisa berdemo besar-besaran karena bisa mengkoordinir masa, dan lagi
konon di Jakarta
ada “PT.Demonstrasi” . Kita disini
bisa buka agen “tukang demonstrasi”,
bisa negosiasi alias tawar-menawar harga baik dengan yang memesan demo maupun
yang didemo kalau tidak ingin dicaci maki habis-habisan, mau berani bayar
berapa ? Mau berapa hari berdemo ? Akan pakai transport apa? Disamping kita
bisa seneng-seneng sambil berdemo juga mendapat jatah makan dan lagian dapur
masih bisa ngebul, karena demonya dibiayai, dibayari oleh orang yang memanggil
untuk demo? Itulah kalau memang semua direncanakan oleh ahli yang profesional ya
hasilnya akan memuaskan, iya kan
Mbus, dan Mas Fit ?!” Bung Gembus menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak
setuju, kemudian berucap :” Menurut saya itu nggak profesional, karena
bertentangan dengan “ kata hati”
saya. Sepintas kilas ya seperti profesional, terencana, terkordinasi akan
tetapi nantinya bisa menimbulkan kesan-kesan negatif bagi teman-teman seprofesi
kita, sesama PKL, membuat citra buruk dimasa yang akan datang. Kalau
ditimbang-timbang model agen “tukang
demo”-nya Bung Gombloh yang mengatas namakan “Persatuan PKL” kaya’nya kok lebih banyak negatifnya dari pada
positifnya. Sebetulnya Mas Fit, kita para pedagang sepakat akan mendirikan Persatuan PKL itu untuk meningkatkan
profesionalisme, bukan tujuan yang lainnya seperti yang diinginkan Bung Gombloh
itu, kita sepakat untuk meminta saran-sarannya Mas Fit, bagaimana cara untuk
lebih “professional” bagi Perasatuan PKL kita kelak dikemudian harinya. Eeeee,
nggak tahunya kok malah begini jadinya, ada ide gila-gilaan dari Gombloh, aku
heran sekali Mbloh, syetan dari mana saja yang mempengaruhi jalan pikiranmu Mbloh,
Mbloooh ? Lha mbok nyebut thaaa Mblohhh.!” Sambil cengangas-cengenges Gombloh
mendengarkan omelan Gembus. Memang cara berfikir Gembus diantara para PKL ia
termasuk yang paling rasional dan paling disegani karena kejujurannya yang
orisinil dan ketegasan serta kedisiplinannya, sehingga Gomblohpun tak ingin
berpolemik dengannya, akhirnya Gomblohpun mengakui katanya :” Sebenarnya itu
sih bukan ide-ku, itu ide dari Bung Rubes yang memberi saran bahwa sekarang
jamannya inovatif, segala sesuatu bisa diarahkan dijadikan komersialisasi, gitu
lho! Akhirnya akupun tertarik juga, ku pikir sambil menyelam minum air, sambil
membentuk Persatuan PKL sambil mendirikan “
PT. Demonstrasi “, tetapi kalau tidak baik ya nggak mengapa lha wong hanya khayalan mlempem aja kok, kucabut aja
gagasanku yang tadi.”
Kemudian
setelah keduanya sepakat minta saran kepada Fit tentang bagai-mana sebaiknya
untuk mewujudkan persatuan PKL yang professional, maka Fit-pun tak keberatan
menjelaskannya, katanya :” Begini Bung berdua, “professional” artinya adalah
ahli dalam profesinya, misalnya profesi atau pekerjaan sebagai tukang
cukur, maka tukang cukur yang professional ya ahli mencukur, tidak asal-asalan
saja, ia tahu persis kesenangan masing-masing orang dengan gaya hasil cukuran
yang model apa, maunya bagaimana ia tahu betul, sehingga ia banyak langganan
karena keahliannya, demikian pula dengan profesinya sebagai dokter yang
mengobati penyakit maka ia juga ahli dalam pengobatan yang sesuai bidang
keahliannya. Demikian juga profesi atau bidang pekerjaan yang lainnya, misalnya
sebagai guru, petani, tukang becak, pedagang, semua itu membutuhkan
professionalisme, keahlian. Apabila anda bersama teman-teman akan mendirikan
Persatuan PKL, untuk menjadikan professional bagi anggotanya akan memakan waktu
cukup lama, tekun, ulet dan sabar dalam membina teman-temannya itu. Ada landasan pokok sebelum
mengarah ke professional itu yaitu “ETIKA”.
Etika, tatakrama, unggah-ungguh, adab atau sopan santun harus ditanamkan
terlebih dulu, sebab dikhawatirkan kalau tak tahu etika bisa terjadi kebobrokan
baik terhadap lingkungannya maupun terhadap diri sendiri. Kita sebagai ummat
muslim, etikanya ya jelas, etika dalam bisnis hendaklah berpangkal tolak pada
kode etik yang berpedoman Al Qur’an dan Hadits, agar bisa berbisnis yang
terpuji.
Ada beberapa etika berorganisasi
/ berbisnis menurut saya adalah :
A.
Akhlakul karimah (akhlak mulia)
B.
Fairnes (keterbukaan, kejujuran)
C.
Transparansi (punya arah dan tujuan yang jelas)
D.
Akuntabilitas (siap
mendapat akuntasi publik)
E. Responsibility. (bertanggung jawab)
F. Saling menguntungkan.
A. Akhlakul
karimah
Akhlak yang mulia, hendaknya selalu dipunyai oleh
individual yang ter-libat dalam organisasi maupun bisnis; maka seyogyanya
sebagai pelaku organisasi maupun bisnis sebaiknya mencontoh akhlak Rasulullah
Saw., yaitu : shidiq, tabligh, amanah dan fathanah.
~ Shidiq.
Shidiq artinya orang yang jujur
dalam kebenaran, orang mempunyai sifat shidiq, ia akan berbicara dan bertabiat
apa adanya, tidak mengada-ada, tidak berbohong.
~ Tabligh.
Tabligh adalah menyampaikan risalah nubuwatan, beramar
ma’ruf nahi munkar, mengajak kejalan yang benar, menuntun kepada akhlak yang
terpuji. Apabila perilaku pengurus maupun pebisnis demikian terpuji, maka
relasi dan lingkungan kerjanya akan terasa nyaman, sejuk, menggariahkan dan tak
ada permusuhan satu dengan yang lainnya. Tabligh bisa bermakna komunikasi,
seorang pebisnis muslim selain mempunyai profesionalisme, juga dituntut pula
sebagai komunikator yang baik, gemar bersilaturrahmi, mempunyai kecerdasan
ruhaniyah, sifat tabligh, penyampai kebenaran yang tepat sasaran, mampu membaca
suasana hati orang lain, membaca situasi dan kondisi.
~ Amanah.
Amanah, penyampai yang dapat dipercaya dan pemegang janji
yang terpuji. Sebagai contoh ketika Muhammad belum jadi Nabi, beliau mandapat
julukan Al Amin, seorang pemuda yang sangat dipercaya yang selalu jujur dalam
melaksanakan amanah atau kepercayaan.. Beliau pernah membawa dagangan Siti
Khatijah yang kaya raya, karena Muhammad sangat jujur sehingga dagangannya laku
keras, keuntungannyapun melimpah, meskipun sebetulnya beliau tidak
mengejar-ngejar keuntungan yang melimpah. Beliau sangat patuh dalam melaksa-nakan
amanah, maka Siti Khatijah berkenan menjadi istrinya.
~ Fathanah,
Fathanah, termasuk sifat yang dimiliki Rasulullah Saw. berarti
cerdas, terampil, mengetahui perkembangan kondisi lingkungan, cepat mengatasi
kesulitan. Mengetahui peta politik sosial ekonomi dan keamanan baik di luar
maupun di lingkungannya sendiri. Meskipun beliau sangat cerdas, namun beliau
tidak meninggalkan musyawarah dengan para shahabatnya. Dari pelajaran ter-sebut
maka sebaiknya pelaku bisnis mulai belajar sedikit demi sedikit untuk
mengetahui tentang ilmu perniagaan, manajemen, sistem perekonomian,
bentuk-bentuk perusahaan, letak usaha yang strategis, prosedur mendirikan suatu
perusahaan, menjalin kemitraan dengan bank, produksi, pemasaran, keuangan,
personalia, akutansi, statistik guna menilai maju mundurnya perusahaan, dan
lain sebagainya Semakin luas cakrawala ilmu perniagaannya maka akan semakin
mudah menentukan strategi yang lebih maju lagi, meskipun dalam taraf awal ilmu
perniagaan tersebut dalam kadar sederhana dan secara global.
Aduuuh maaf Bung, kita
ngobrol nggak terasa jam saya menunjukkan jam delapan, kalian berdua tentunya
akan berdagang sehingga pembicaraan mengenai : Fairnes, Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibility, Saling menguntungkan dan mengenai profesional akan kita
lanjutkan besok minggu depan saja yaa Bung, waktunya tanggung nihh, untuk
dilanjutkan.
Cukup sekian. Wassalamu’alaikum w.w.
Obrolan : Fit & Gembus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar