Jumat, 11 Mei 2012

ALIRAN ISLAM NYLENE’H


ALIRAN  ISLAM  NYLENEH
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” ucapan salam dari Gombloh kepada Fit dan Gembus berdua. “Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.” Jawab berdua serentak. Kemudian Gomblohpun melanjutkan bicaranya :” Gini, lho Mas Fit dan Bung Gembus, aku heran akhir-akhir ini kok ada-ada saja aliran dalam Islam ini bermunculan di Jawa Timur, adanya Islam nyleneh di Surabaya, Probolinggo dan Malang!.
“Aliran pertama”: Ada orang yang mengaku Kyai di Pondok yang ia dirikan dengan nama “Pondok Pesantren Al Mardiyah” di Jl. Pateman Barat No.9. Surabaya, Sang Kyainya menganggap bahwa dia sebagai koordinator Nabi dan mengaku pernah berjumpa dengan Allah Swt., subhanallah, na’udzu billahi min dzalik. Mustahil sekali
, tak mungkin terjadi ada manusia kok bisa melihat Tuhan. Rumahnya tingkat tiga, yang paling bawah untuk garasi mobilnya Suzuki Jimny dan Carry. Lantai 2 untuk masjid, dan lantai 3 untuk menyimpan benda-benda pusaka, semacam keris, jenglot, ular yang diawetkan, dan lain-lainnya. Ruang tamu pondok dipenuhi dengan replika kupu-kupu besar berdiameter + 70 cm. Sedang di ruang tengah bagian belakang ada sebuah kolam berukuran 1,5 X 2 meter. Menurut Maulaya yang mengaku kyainya itu, kolamnya disebut “kolam ridho dan pengampunan”, airnya bisa diminumkan kepada orang yang sakit, tentunya biar sembuh. Setiap Jum’at Legi sekitar 100 orang jama’ah yang datang dari luar kota untuk siraman dikolam tersebut pada jam 24.00 s/d. jam 02.00 dinihari. Pria ini mengaku pernah bertemu Allah dan ditunjuk sebagai koordinator nabi saat dia menggagalkan kiamat pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999.. Ia mengaku “sakti mandra guna datan tedas tapak paluning pandai sisaning gurenda”, dengan isu kesaktian demikian orang disekitar pondok itu tak ada yang berani ngaruh-aruhi, apalagi melarangnya. Namun sepandai-pandai tupai melonpat, pada akhirnya tergelincir juga, begini kisahnya : ada seorang ibu sudah punya anak satu ikut jadi muridnya, maka ibu itupun dipersuntingnya menjadi istri keempatnya. Sang Guru ngaji kepada anak tirinya itu galak, berani menganiaya dengan tangannya sendiri. Ketika mantan suami aslinya yang ada di Kalimantan mendengarnya dan ia langsung melaporkan kepada yang berwajib, mengambil paksa anaknya sendiri disertai dengan Bapak Polisi, ternyata guru ngaji itu tak berkutik lagi, kesaktiannya bo`ong-bo`ongan, akhirnya terbongkarlah kedoknya tentang akal-bulusnya, sehingga pemerintah melarang ajaran Islam nyleneh itu, dan para tetanggapun baru sadar bahwa isu-isu kesaktiannya hanya untuk menakut-nakuti orang. Jebulaneajarannya hanya digunakan kepentingan pribadinya, masya’ Allah. Kok tegel-tegele, ngrusak nama baik Kyai!  Nggak punya “hati nurani” ya’no!
“Aliran kedua”: di Probolinggo, ada pondok menerbitkan sebuah buku “Menembus Gelap Menuju Terang” sebagai pedoman ajarannya, makna Al Qur’an di diselewengkan, Firman-Nya yang artinya :” Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan lebih utama dari ibadah lain (QS.Al ‘Ankabut,29:45), ayat itu ditafsirkannya bahwa shalat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang akhlaknya buruk, maka shalat bagi mereka hanyalah untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar, namun bagi orang-orang yang sudah berkelakuan baik, termasuk Pak Kyainya itu ya tidak usah shalat, ajaran aliran ini hanya diperuntukkan bagi dirinya, karena ia malas mengerjakan shalat.
 “Aliran ketiga”: di pondok I’tikaf Malang, yang mengajarkan agar shalat khusu’ itu harus dengan bahasa “ ibu” atau bahasa aslinya, maka shalat yang benar menurut dia dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Atau didobel, ya Arabnya ya Indonesianya. Bagaimana Mbus pendapat anda lha kok hanya mendengarkan saja dari tadi? Apa anda juga menyetujui ajaran itu?
Gembus-pun angkat bicara :” Menurutku itu aliran yang sesat dan menyesatkan, karena jelas-jelas dengan sengaja menyesatkan diri sendiri dan membawa ummat untuk disesatkan.” Gombloh menimpalinya :” Mbus, kamu jangan memvonis begitu saja bahwa aliran itu sesat dan menyesatkan, itu berarti kamu melanggar hak azazi manusia atau HAM, itu kan haknya dia, ide-idenya dia sendiri, yang salah ya yang jadi muridnya, mengapa dia mau menjadi pengikutnya?” Gembuspun menjawabnya :” Begini Mbloh, kalau dia punya ide, kalau itu ide yang baik ya diterima dan dihormati, kalau nggak baik ya kita tolak. Tanda-tandanya ide yang baik itu ya yang menguntungkan diri sendiri dan menguntungkan orang lain, tidak melanggar peraturan atau syariat agama dan peraturan pemerintah. Bukti melanggar aturan agama, kenyataannya aliran itu dilarang oleh lembaga yang berwenang ngurusi agama Islam yaitu M.U.I. Bukti melanggar peraturan pemeritah, kenyataannya aliran itu dilarang oleh pemerintah, aliran itu merugikan dan meresahkan kedamaian yang ada pada sekitar warganya. Kalau Bung Gombloh menyalahkan murid-muridnya, mengapa ia mau mengikutinya, itu alasan yang nggak bener alias nggak afdol. Karena dapat dipastikan bahwa Sang Guru pastilah meyakinkan dan mengajak kepada calon muridnya. Kemudian logikanya lagi gue beri contoh, seandainya ada orang yang jualan pil ekstasi yang terlarang, yang merusak generasi yang akan datang, apakah ya hanya yang beli yang disalahkan ? Tentulah sumber dari penyebabnya-lah yang diusut tuntas dan diadili dengan seadil-adilnya, yang salah ya kedua-duanya, yang jualan dan pembelinya. Nah untuk lebih jelasnya lagi kuharap Mas Fit menjelaskan dari sisi pandangan agama” Pinta Gembus kepada shohibnya Fitrianto.
Fitrianto-pun menjelaskan :” Saya akan menjelaskan sesuai dengan Al Qur’an dan hadits.
Pertama : Kalau ia mengaku bisa melihat Tuhan maka ia telah berbohong atas nama Allah Swt., berdosalah ia bahkan menjurus kepada kekafiran. Manusia bahkan Malaikat dan Jinpun tak dapat melihat Allah Swt. Malah dia mengaku sebagai koordinator Nabi dan bisa menyelamatkan kiamat pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999, itu jelas bohong, kemungkinan yang membisikan kepadanya adalah Iblis karena dia banyak menyimpan jimat-jimat yang oleh Rasulullah Saw. dilarangnya. Yang tahu akan kiamat hanyalah Allah Swt. Seorang pembohong jelas tidak mempunyai akhlakul karimah, dan tidak pantas untuk diikuti apa nasehatnya atau ajarannya. Apa lagi ada kolam yang bisa digunakan untuk membersihkan dosa-dosa dan mendapat ridho Allah Swt., itu hanyalah kebohongan besar belaka, tak ada dalilnya, kecuali kalau kita berwudhu dengan air suci dan mensucikan, lalu melaksanakan shalat dengan baik dan benar itu ada tuntunannya, sesuai sabda Rasulullah Saw.
Bila seorang hamba berwudhu’ lalu berkumur-kumur, keluarlah dosa-dosa dari mulutnya ; jika ia membersihkan hidung, dosa-dosa akan keluarlah dari hidungnya; begitu pula bila ia membasuh muka, dosa-dosa akan keluar dari mukanya  sampai-sampai dari bawah pinggir
kelopak matanya. Jika ia membasuh kedua tangan, dosa-dosanya akan turut keluar sampai-sampai dari bawah kukunya, demikian pula halnya bila ia menyapu kepala, dosa-dosanya akan keluar dari kepala bahkan dari kedua telinganya. Begitu pula tatkala ia membasuh kedua kaki, keluarlah pula dosa-dosa tersebut dari dalamnya, sampai dari bawah kuku jari-jari kaki. Kemudian tinggallah perjalanannya ke mesjid dan shalatnya menjadi pahala yang bersih baginya”
 (HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim).
Berperangai yang baik, bersuci dan melaksanakan shalat, Allah akan menyempurnakan segala amalannya dan menghapus dosa. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda :
Dengan perangai yang baik yang terdapat pada seorang laki-laki, Allah menyempurna-kan segala amalannya, dan dengan bersucinya untuk mengerjakan shalat, Allah menghapus dosa-dosanya, hingga bulatlah shalat itu menjadi pahala baginya.”
( HR. Abu Ya’la , Bazzar, dan Thabrani dalam Al Ausath)
Kedua : Shalat adalah kewajiban bagi manusia semuanya, bahkan jin yang muslim juga shalat, semua Nabi dan orang-orang beriman lainnya juga melaksanakan shalat sesuai dengan Firman-Nya : “ Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku “ (Q.S.Adz Dzariyat, 51: 56).
Firman-Nya yang artinya: …. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS.An Nisaa’, 4:103).”
Sabda Rasulullah Saw.” Batas diantara seorang dengan kekafiran itu ialah meninggalkan shalat.
( H.R. Ahmad, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Orang yang tak shalat maka semua amalannya rusak, Sabdanya :“ Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika ia (shalatnya) baik, maka baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika jelek (shalatnya), maka jeleklah pula semua amalan-amalannya.”
(HR.Thabrani)
Ketiga : Nabi kita memperingatkan bahwa kita diperintahkan untuk shalat sesuai dengan shalat Nabi. Shalat dengan lain bahasa, atau doa dan terjemahannya dijaharkan (terjemahan doa disuarakan dengan lesan), shalatnya tidak syah karena tak ada tuntunannya dari Rasulullah Saw. Kita berkewajiban untuk mengingatkan orang yang keliru, sesuai dengan Firman-Nya yang artinya :
” Hendaklah ada satu golongan dari kamu sekalian yang selalu mengajak kepada kebajikan serta memerintahkan kepada ma’ruf dan mencegah kemungkaran (dalam masyarakat) dan orang-orang yang demikan itu adalah orang-orang yang beruntung (bahagia).”(QS., 3: 104);
Firman-Nya lagi:….Dan kamu hendaknya saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa (kepada Allah) dan jangan saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan (diantara-mu) dan takutlah kepada Allah, sungguh Allah itu sangat keras siksanya.(QS.Al Maidah, 5: 2).”
Tiba-tiba Gembus menginterupsi :” Maaf Mas Fit dan Bung Gombloh, waktu kita sudah habis, saya akan ngobyek dagang nih, cukup sekian. Wassalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus By Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar