D
U I T T
Sebagaimana kebiasaan mereka obrol-obrolan di Balai Rt., mereka
bertiga yaitu Gembus, Gombloh dan Fitrianto. Fitrianto seperti yang sudah-sudah
hanya mendengarkan saja, pendengar yang antusias karena bisanya masalah yang
dibicarakan Gembus dan Gombloh adalah masalah aktual sebab yang diangkat adalah
fenomena-fenomena yang sedang membumi, bukan mengawang-awang tergantung di
langit biru. Fitrianto kadang-kadang saja menginterupsi kalau ada pembicaraan
yang tak sesuai dengan kaidah agama yang dianutnya dan menjelaskan bila
dimintai pendapatnya. Gombloh kelihatannya mengeluhkan biaya hidup yang semakin
meninggi, terutama kebutuhan-kebutuhan sekolah anaknya, katanya :” Gimana tho
Mbus, harga kebutuhan kita sehari-hari semakin meninggi ? Apa resepnya Mbus ?.”
Jawab Gembus singkat :” Ja pakai duitt.”, sahut Gombloh lagi :” Kalau itu sih
gue kagak tanya elo, kalau beli barang ya pakai duit atau uang, itu kan jawaban anak kecil,
lha kalau bayar SPP, gimana caranya?.”
Jawab Gembus lagi :” Ya dengan duitt.” Gomblohpun penasaran tanyanya
lagi :” Lha kalau shalat, puasa apa ya dengan duit.”, jawab Gembus santai :”
Lha iya dong, kalau ingin sukses, bahagia dunia dan akhirat ya pakai duitt, semuanya harus pakai
duitt seperti zakat, naik haji, ingin masuk surgapun ya harus dengan duitt,
seorang yang mengaku muslim seharusnya ya mengharapkan “hujan duitt” !.” Kata Gembus dengan yakinnya. Rupa-rupanya
Gomblohpun tak sabar pula mengingatkan temannya :” Mbus ente jangan main-main
dengan agama, jangan melecehkan agama masa’ iya puasa harus pakai duit, malah
ingin masuk surgapun pakai duit. Ambil perkara pasal berapa tho Mbus, emangnya
Tuhan butuh duit?. Dengan ringannya Gembus menyahut :” Tuhan sih enggak butuh
duitt, tapi yang butuh ya hamba-Nya, tolonglah Mas Fit jelaskan kepada sobatku
yang satu ini tentang pengertian “DUITT.” Gomblohpun setuju dengan
anggukan kepalanya.
Ucap Fitrianto : “ Begini ya Bung Gombloh sebetulnya Bung Gembus
sedang ngerjain Bung Gombloh dengan istilah duitt,
“DUITT” itu singkatan dari “ Do’a,
Usaha, Iman, Taqwa dan Tawakkal ‘alallah.”, bukan duit sama dengan uang yang Bung Gombloh maksudkan itu” Karuan saja Gombloh langsung
menepuk punggung Gembus sambil berguman :” Asem kecut elu Mbus !. Tak kira duit
beneran jebulnya singkatan. Tapi ngomong-ngomong teruskan dong penjelasan
tentang duitt.” Gembus hanya cengengesan dan Fitpun meneruskan menjelaskan
pengertian tentang duitt. :
1.
Doa, Allah Swt. tercantum firman-Nya di dalam Al Qur’anul Karim yang artinya “ Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku , dan hendaklah mereka
beriman kepada- Ku , agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “ ( QS.Al Baqarah, 2:186 )
Hendaklah doa
dijadikan langkah awal, karena ayat tersebut diatas memberikan gambaran yang
sangat jelas bahwa Tuhan sangatlah dekat, bahkan lebih dekat dari pada urat
leher manusia.(QS.50:16), tetapi
tidak bisa dicapai oleh pandangan mata (QS.6:103). Dalam berdoa selalu diperhatikan sesuai dengan kontek diatas
yaitu hendaklah memenuhi segala yang diperintahkan-Nya termasuk menjauhi
larangan-Nya, serta meyakini betul-betul keimanannya kepada Allah, hendaklah
berkhusnudzan (berprasangka baik) pada Allah, jangan ber-su’udzan (berprasangka
buruk) pada Allah dan selalu dalam fi sabilillah, mencari li mardhatillah,
mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla.
Dalam berdoa hendaklah diperhatikan dengan baik :
a. Adab berdoa
yang baik :
* Dimulai dengan mendoakan Nabi (shalawat), hamdallah, baru
permintaannya; ditutup dengan doa
bacaan penutup para ahli surga “alhamdulillahi rabbil’alamin“ (QS.Yunus,10:10)
* Lafadz doa sebaiknya mengambil dari doa-doa
yang ada dalam Al Qur’an, kemudian dari hadits, boleh dengan bahasa sendiri
asal isinya tidak bertentangan dengan Al Qur’an atau hadits.
* Merendahkan diri dengan suara yang
lemah-lembut, dengan rasa takut dan penuh harap (QS.Al A’raaaf, 7:55-56)
* Jangan mengeraskan suara atau ucapannya,
karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam dada
manusia (QS.Thaha,20:7).
*
Jangan meminta sesuatu yang tidak tahu hakekat yang dimintainya (QS.Huud,11:46)
*
Memohon dengan Asmaul Husna (QS.Al A’raaf,7:180).
* Hatinya harus benar-benar yakin bahwa hanya Allah-lah yang
mengabulkan doa (QS.Ar Ra’d,13:14).
* Mohonkanlah untuk kebahagiaan dunia, akhirat dan mohon dibebaskan dari siksa api neraka (QS.Al
Baqarah,2:201). Jangan mohon hanya kebahagiaan dunia saja.
*
Berdoa harus sabar jangan tergesa-gesa (QS.Al Ahqaaf,46:35).
* Berdoalah pada waktu-waktu yang dikabulkan (ijabah) : waktu sepertiga malam yang terakhir
disertai shalatulail atau tahajud, pada waktu sujud dalam shalat, sehabis
shalat, sebelum waktu maghrib, pada waktu puasa (berbuka), pada waktu puasa
pada bulan Ramadhan, waktu diantara dua khutbah (Jum’ah), hari-hari Jum’at,
waktu sedang menderita sekali/mendapat ujian atau cobaan, pada waktu hujan,
pada waktu musafir (bukan untuk maksiat) melaksanakan perjuangan dijalan Allah
Swt., pada waktu naik haji.
b. Mohonlah dengan
perantaraan shalat, banyak-banyaklah
berzikir pada Allah; serahkanlah kepada Yang Maha Kuasa karena semua persoalan yang
sulit-sulit hanya Allah-lah yang bisa menolongnya; Serahkan total kepada Allah
bahwa shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Semesta
Alam (An An’am,6:162);
Keutamaan shalat/berzikir adalah besar sekali :
* Shalat adalah sarana manusia untuk menghubungkan diri
dengan Allah ‘Azza wa Jalla. (QS. Thaha, 20:14).
* Minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan
shalat (QS.Al Baqarah,2:153).
* Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar,
dan shalat lebih utama dari ibadah lain (QS.Al ‘Ankabut,29:45).
* Barang siapa yang ingat kepada Allah, Allah
pun akan ingat kepadanya.(QS.Al Baqarah, 2:152).
* Dengan mengingat Allah-lah hati
seorang akan tenteram (QS.Ar Ra’d,13:28)
* Perintah Allah untuk berdzikir kepada Allah
sebanyak-banyaknya; bertasbih memuji-Nya diwaktu pagi dan petang (QS.Al
Ahzab,33:41)
Lanjutan ayat berikutnya Allah memerintahkan untuk mematuhi
segala perintah-Nya yaitu agar taqwa, menjadi manusia yang mutaqin, patuh atas
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Rangkaian ayat selanjutnya Allah
merintahkan agar beriman dengan sungguh-sungguh yaitu dengan keyakinan yang
terhunjam dalam hati sanubari (ma’rifatu bilqalbi), diucapkan dengan lisannya
(qaulun billisani), dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh anggota badan dan
dibuktikan dengan amalan-amalan shalihnya (‘amalun bil arkam). Diperintahkan oleh Allah agar selalu
terjaga di dalam jalan kebenaran, mempunyai akhlakul karimah/terpuji, suka
beramar ma’ruf nahi ‘anilmungkar.
2. Usaha, firman-Nya, yang
artinya :”…. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.” (QS.Ar Ra’d,13:11).
Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk
berusaha/ihtiar mengadakan perubahan keadaan, dengan seizin Allah. Allah-lah yang menentukan, kalau
Allah menghendaki keburukan maka tak akan ada yang bisa menolaknya, hanya
kepada Allah-lah tempat berlindung.
3.
Iman, ,
keimanan atau ketauhidan adalah aqidah pokok
yang melandasi Agama Islam. Nabi
sebelum menerapkan syariat Islam mengajarkan aqidah terlebih dahulu. Mengenal Allah dengan tidak
menyekutukannya adalah merupakan “fitrah
insani, hati-nurani atau kata hati menusiawi”. Tanpa keimanan maka semua
amalan shaleh seseorang tak bermakna atau tak akan diterima-Nya. Banyak
ayat-ayat Al Qur’an menyebutkan hal ini.
Manusia secara sadar maupun tak sadar akan merindukan Sang Penciptanya dan
Sang Pelindungnya, pada waktu terkena musibah minta tolong pada Allah, tetapi
pada waktu mendapat kenikmatan melupakan Dia (QS.Az Zumar,39:8).
4. Taqwa, Firman Allah Swt
dalam hal taqwa, yang artinya :” …
Berbekalah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” ( QS.Al Baqarah,2:197 )
Kata-kata taqwa dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali
diberbagai surat.
Taqwa artinya tunduk, patuh, taat pada semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi
segala apa yang dilarang–Nya. Orang-orang yang taqwa kepada Allah disebut
Muttaqin. Dalam Ayat tersebut diatas (QS.2:197) manusia diperintahkan-Nya untuk
berbekal dengan bekal taqwa. Selagi masih didunia hendaklah mengumpulkan bekal
yaitu dengan modal iman, Islam dan amal shalih yang terus-menerus dengan hati
yang ikhlas hanya untuk keridhaan Allah Swt. serta menjauhi semua apa yang
dilarang-Nya guna mencapai derajat muttaqin.
5. Tawakkal ‘alallah,
artinya adalah berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
karena hanya Allah-lah yang berhak memberikan keputusan –Nya, Firman-Nya yang
artinya : “ Dan memberinya rizki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal pada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu .” (QS. Ath Thalaaq, 65:3 )
Nah demikianlah Bung, penjelasan saya, bahwa semua amalan
shaleh apa saja ya harus dengan “doa”, misalnya saja kalau orang
melaksanakan shalat, ya harus berdoa baik sebelum maupun di dalam shalat dan
sesudahnya sesuai dengan syariat-syariatnya, diteruskan dengan “usaha”
yaitu gerakan-gerakan shalat, agar diterima shalatnya ya harus ber-“iman”,
dan shalatnya harus betul-betul “tawakkal ‘alallah” (berserah diri
kepada Allah), dengan tak ada unsur ria sedikitpun
agar shalatnya diterima Allah Swt.” Demikian Fit mengakhiri penjelasannya,
kelihatannya kedua sobatnya-pun merasa puas ketiganya berpisah setelah
mengucapkan :” Wassalamu ‘alaikum w.w.”
Obrolan
: Fit & Gembus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar