Jumat, 11 Mei 2012

D U I T T


D  U  I  T  T
Sebagaimana kebiasaan mereka obrol-obrolan di Balai Rt., mereka bertiga yaitu Gembus, Gombloh dan Fitrianto. Fitrianto seperti yang sudah-sudah hanya mendengarkan saja, pendengar yang antusias karena bisanya masalah yang dibicarakan Gembus dan Gombloh adalah masalah aktual sebab yang diangkat adalah fenomena-fenomena yang sedang membumi, bukan mengawang-awang tergantung di langit biru. Fitrianto kadang-kadang saja menginterupsi kalau ada pembicaraan yang tak sesuai dengan kaidah agama yang dianutnya dan menjelaskan bila dimintai pendapatnya. Gombloh kelihatannya mengeluhkan biaya hidup yang semakin meninggi, terutama kebutuhan-kebutuhan sekolah anaknya, katanya :” Gimana tho Mbus, harga kebutuhan kita sehari-hari semakin meninggi ? Apa resepnya Mbus ?.” Jawab Gembus singkat :” Ja pakai duitt.”, sahut Gombloh lagi :” Kalau itu sih gue kagak tanya elo, kalau beli barang ya pakai duit atau uang, itu kan jawaban anak kecil, lha kalau bayar SPP, gimana caranya?.” 
Jawab Gembus lagi :” Ya dengan duitt.” Gomblohpun penasaran tanyanya lagi :” Lha kalau shalat, puasa apa ya dengan duit.”, jawab Gembus santai :” Lha iya dong, kalau ingin sukses, bahagia dunia dan  akhirat ya pakai duitt, semuanya harus pakai duitt seperti zakat, naik haji, ingin masuk surgapun ya harus dengan duitt, seorang yang mengaku muslim seharusnya ya mengharapkan “hujan duitt” !.” Kata Gembus dengan yakinnya. Rupa-rupanya Gomblohpun tak sabar pula mengingatkan temannya :” Mbus ente jangan main-main dengan agama, jangan melecehkan agama masa’ iya puasa harus pakai duit, malah ingin masuk surgapun pakai duit. Ambil perkara pasal berapa tho Mbus, emangnya Tuhan butuh duit?. Dengan ringannya Gembus menyahut :” Tuhan sih enggak butuh duitt, tapi yang butuh ya hamba-Nya, tolonglah Mas Fit jelaskan kepada sobatku yang satu ini tentang pengertian “DUITT.” Gomblohpun setuju dengan anggukan kepalanya.
Ucap Fitrianto : “ Begini ya Bung Gombloh sebetulnya Bung Gembus sedang ngerjain Bung Gombloh dengan istilah duitt, DUITT” itu singkatan dari “ Do’a, Usaha, Iman, Taqwa dan Tawakkal ‘alallah.”, bukan duit sama dengan uang yang Bung Gombloh maksudkan itu” Karuan saja Gombloh langsung menepuk punggung Gembus sambil berguman :” Asem kecut elu Mbus !. Tak kira duit beneran jebulnya singkatan. Tapi ngomong-ngomong teruskan dong penjelasan tentang duitt.” Gembus hanya cengengesan dan Fitpun meneruskan menjelaskan pengertian tentang duitt. :
1. Doa, Allah Swt. tercantum firman-Nya di dalam Al Qur’anul Karim yang artinya “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku , dan hendaklah mereka beriman kepada- Ku , agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “ ( QS.Al Baqarah, 2:186 )
Hendaklah doa dijadikan langkah awal, karena ayat tersebut diatas memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa Tuhan sangatlah dekat, bahkan lebih dekat dari pada urat leher manusia.(QS.50:16), tetapi tidak bisa dicapai oleh pandangan mata (QS.6:103). Dalam berdoa selalu diperhatikan sesuai dengan kontek diatas yaitu hendaklah memenuhi segala yang diperintahkan-Nya termasuk menjauhi larangan-Nya, serta meyakini betul-betul keimanannya kepada Allah, hendaklah berkhusnudzan (berprasangka baik) pada Allah, jangan ber-su’udzan (berprasangka buruk) pada Allah dan selalu dalam fi sabilillah, mencari li mardhatillah, mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla.
Dalam berdoa hendaklah diperhatikan dengan baik :
a. Adab berdoa yang baik :
* Dimulai dengan mendoakan Nabi (shalawat), hamdallah, baru permintaannya; ditutup dengan doa bacaan penutup para ahli surga “alhamdulillahi rabbil’alamin“ (QS.Yunus,10:10)
* Lafadz doa sebaiknya mengambil dari doa-doa yang ada dalam Al Qur’an, kemudian dari hadits, boleh dengan bahasa sendiri asal isinya tidak bertentangan dengan Al Qur’an atau hadits.
* Merendahkan diri dengan suara yang lemah-lembut, dengan rasa takut dan penuh harap (QS.Al A’raaaf, 7:55-56)
* Jangan mengeraskan suara atau ucapannya, karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam dada manusia (QS.Thaha,20:7).
* Jangan meminta sesuatu yang tidak tahu hakekat yang dimintainya (QS.Huud,11:46)
* Memohon dengan Asmaul Husna (QS.Al A’raaf,7:180).
* Hatinya harus benar-benar yakin bahwa hanya Allah-lah yang mengabulkan doa (QS.Ar Ra’d,13:14).
* Mohonkanlah untuk kebahagiaan dunia, akhirat dan mohon dibebaskan dari siksa api neraka (QS.Al Baqarah,2:201). Jangan mohon hanya kebahagiaan dunia saja.
* Berdoa harus sabar jangan tergesa-gesa (QS.Al Ahqaaf,46:35).
* Berdoalah pada waktu-waktu yang dikabulkan (ijabah) : waktu sepertiga malam yang terakhir disertai shalatulail atau tahajud, pada waktu sujud dalam shalat, sehabis shalat, sebelum waktu maghrib, pada waktu puasa (berbuka), pada waktu puasa pada bulan Ramadhan, waktu diantara dua khutbah (Jum’ah), hari-hari Jum’at, waktu sedang menderita sekali/mendapat ujian atau cobaan, pada waktu hujan, pada waktu musafir (bukan untuk maksiat) melaksanakan perjuangan dijalan Allah Swt., pada waktu naik haji.
b. Mohonlah dengan perantaraan shalat, banyak-banyaklah berzikir pada Allah; serahkanlah kepada Yang Maha Kuasa karena semua persoalan yang sulit-sulit hanya Allah-lah yang bisa menolongnya; Serahkan total kepada Allah bahwa shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Semesta Alam (An An’am,6:162);
Keutamaan shalat/berzikir adalah besar sekali :
* Shalat adalah sarana manusia untuk menghubungkan diri dengan Allah ‘Azza wa Jalla. (QS. Thaha, 20:14).
*  Minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan shalat (QS.Al Baqarah,2:153).
* Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan shalat lebih utama dari ibadah lain (QS.Al ‘Ankabut,29:45).
* Barang siapa yang ingat kepada Allah, Allah pun akan ingat kepadanya.(QS.Al Baqarah, 2:152).
* Dengan mengingat Allah-lah hati seorang akan tenteram (QS.Ar Ra’d,13:28)
* Perintah Allah untuk berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya; bertasbih memuji-Nya diwaktu pagi dan petang (QS.Al Ahzab,33:41)
Lanjutan ayat berikutnya Allah memerintahkan untuk mematuhi segala perintah-Nya yaitu agar taqwa, menjadi manusia yang mutaqin, patuh atas perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Rangkaian ayat selanjutnya Allah merintahkan agar beriman dengan sungguh-sungguh yaitu dengan keyakinan yang terhunjam dalam hati sanubari (ma’rifatu bilqalbi), diucapkan dengan lisannya (qaulun billisani), dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh anggota badan dan dibuktikan dengan amalan-amalan shalihnya (‘amalun bil arkam). Diperintahkan oleh Allah agar selalu terjaga di dalam jalan kebenaran, mempunyai akhlakul karimah/terpuji, suka beramar ma’ruf nahi ‘anilmungkar.
2. Usaha, firman-Nya, yang artinya :”…. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.Ar Ra’d,13:11).
Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk berusaha/ihtiar mengadakan perubahan keadaan, dengan seizin Allah. Allah-lah yang menentukan, kalau Allah menghendaki keburukan maka tak akan ada yang bisa menolaknya, hanya kepada Allah-lah tempat berlindung.
3. Iman, , keimanan atau ketauhidan adalah aqidah pokok yang melandasi Agama Islam. Nabi sebelum menerapkan syariat Islam mengajarkan aqidah terlebih dahulu. Mengenal Allah dengan tidak menyekutukannya adalah merupakan “fitrah insani, hati-nurani atau kata hati menusiawi”. Tanpa keimanan maka semua amalan shaleh seseorang tak bermakna atau tak akan diterima-Nya. Banyak ayat-ayat Al Qur’an menyebutkan hal ini. Manusia secara sadar maupun tak sadar akan merindukan Sang Penciptanya dan Sang Pelindungnya, pada waktu terkena musibah minta tolong pada Allah, tetapi pada waktu mendapat kenikmatan melupakan Dia (QS.Az Zumar,39:8).
4. Taqwa, Firman Allah Swt dalam hal taqwa, yang artinya :” Berbekalah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” ( QS.Al Baqarah,2:197 )
Kata-kata taqwa dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali diberbagai surat. Taqwa artinya tunduk, patuh, taat pada semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang–Nya. Orang-orang yang taqwa kepada Allah disebut Muttaqin. Dalam Ayat tersebut diatas (QS.2:197) manusia diperintahkan-Nya untuk berbekal dengan bekal taqwa. Selagi masih didunia hendaklah mengumpulkan bekal yaitu dengan modal iman, Islam dan amal shalih yang terus-menerus dengan hati yang ikhlas hanya untuk keridhaan Allah Swt. serta menjauhi semua apa yang dilarang-Nya guna mencapai derajat muttaqin.
5. Tawakkal ‘alallah, artinya adalah berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, karena hanya Allah-lah yang berhak memberikan keputusan –Nya, Firman-Nya yang artinya : “ Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal pada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu .” (QS. Ath Thalaaq, 65:3 )
Nah demikianlah Bung, penjelasan saya, bahwa semua amalan shaleh apa saja ya harus dengan “doa”, misalnya saja kalau orang melaksanakan shalat, ya harus berdoa baik sebelum maupun di dalam shalat dan sesudahnya sesuai dengan syariat-syariatnya, diteruskan dengan “usaha” yaitu gerakan-gerakan shalat, agar diterima shalatnya ya harus ber-“iman”, dan shalatnya harus betul-betul “tawakkal ‘alallah” (berserah diri kepada Allah), dengan tak ada unsur ria sedikitpun agar shalatnya diterima Allah Swt.” Demikian Fit mengakhiri penjelasannya, kelihatannya kedua sobatnya-pun merasa puas ketiganya berpisah setelah mengucapkan :” Wassalamu ‘alaikum w.w.”
Obrolan : Fit & Gembus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar