Kamis, 10 Mei 2012

DIALOGIS KEPENDIDIKAN


DIALOGIS KEPENDIDIKAN

Minggu pagi sekitar jam 07.30’, Bung Gembus dan Bung Gombloh   menata ruangan guna mempersiapkan meeting dengan beberapa warga Rt.01/ Rw.XX. Rupa-rupanya mereka akan mengadakan dialog dengan judul “DIALOGIS KEPENDIDIKAN”. Setelah allready Gembus sebagai moderator memulai dengan bacaan hamdalah dan salam kemudian berkata: “Sekarang semua yang akan bertanya didata dulu, baru kemudian dijawab sekaligus oleh pakar kita yaitu Mas Fitrianto.”, Setelah selesai mendata Gembus mempersilahkan penanya sesuai dengan urutannya
.
1. Bung Kuat, sebagai anggota masyarakat biasa menilai tentang masalah persekolahan, ujarnya :” Menurut saya ya bagus-bagus saja, hanya sayangnya selesai menamatkan sekolahnya lha kok mencari pekerjaan sulitnya setengah mati, anak adik saya yang ragil, dia sebagai ortu mengeluh karena adanya guru galak, kadang menjadikan anak jadi setres ketakutan, padahal keponakan saya kalau di rumah tidak pernah dimarahi oleh orang tuanya, sehingga ia sangat peka’ atau sensitif kalau dimarahi di sekolah, akhirnya di rumah jadi ngambek. Memang keponakan saya yang masih di SD.kelas II ini I.Q.-nya rendah atau kecerdasan otaknya agak kendor. Mohon solusinya, terima kasih.
2.Bung Gombloh ikut bicara :” Saya sebagai masyarakat grass root, masyara-kat akar rumput yang sering terinjak-injak, menyampaikan bahwa biaya sekolah semakin lama semakin mahal, hanya orang-orang mampu saja yang bisa menyekolahkan anaknya ke sekolahan yang dianggap favorit. Setiap ganti Menteri, ganti kurikulum ya ganti buku baru, adik-adiknya tak bisa terima lungsuran buku kakaknya, belum uang pangkal, baju seragam sekolah baru beberapa stel, praktikum. Kalau anak Si Kaya sih nggak ada masalah meskipun I.Q.-nya pas-pasan, ya tanpa seleksipun bisa masuk ke perguruan mana saja yang ia senangi, bagi golongan saya yaitu “Golek Pegel.” Atawa Golongan Ekonomi Pengusaha Lemah ya merangkak-rangkak kesulitan, tetapi untuk mereka anak orang kaya tanpa seleksipun bisa masuk karena berani nyumbang lebih besar dari lainnya. Kaya’ gini anak kendor kok diterima masuk di perguruan yang favorit tanpa seleksi, lha  katanya kita ingin meningkatkan kualitas, pantesan dalam kualitas pendidikan dapat rangking paling rendah se Asia Tenggara.”
3. Pak Jono, sebagai guru ikut ambil bagian, katanya :” Saya mencatat keluh-an anda, namun apa daya sekarang sekolah supaya “sekolah mandiri”, namun ujung-ujungnya sekolahan disuruh mencari dana tambahan sendiri kalau ingin berkembang, akibatnya ya itu tadi terjadi plenetan pada wali murid yang menyekolahkannya, jadi jangan menyalahkan pelaksana di sekolah. Pasalnya sekolah kami masih butuh biaya banyak antara lain perbaikan gedung, pengecetan , perbaikan MCK., dan lain sebagainya. Para hadirin yang mungkin ada yang jadi orang tua murid atau wali murid, perkenankan-lah saya juga diberi hak mengeluh, yaitu tabiat anak jaman sekarang kebanyakan suka mbolos, SPP sering ngemplang, sering membawa buku-buku yang tak layak dibaca bagi generasi remaja, siswa sering sulit dikendalikan dan banyak lagi tabiat yang memusing-kan kami-kami ini sebagai para pendidik. Tolonglah para orang tua jangan terlalu menyalahkan kami yang sudah bersusah payah mendidik putra-putri panjenengan.”
 Setelah ketiga pembicara selesai Fit-pun melanjutkan dengan diawali uluk salam, kemudian berkata :” Saya sebetulnya bukan seorang pakar, lebih-lebih dalam bidang edukatip. Jadi saya ya hanya sekedar urun rembug saja, kami jawab secara global saja, antara lain adalah :
1. Marilah kita perbaiki dahulu niyat kita untuk menyekolahkan anak, yaitu niyat “beribadah”. Firman-Nya, yang artinya :” Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali  untuk beribadah”, insya Allah kalau semua pekerjaan baik atau amal shaleh, misalnya mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, menyekolahkan anak, sampai-sampai nikah-pun kalau diniyati dengan niyat ibadah hanya kepada Allah semata, maka ia akan mendapatkan pahala, bagi yang sudah tamat belajar namun belum dapat pekerjaan maka mohon pertolonganlah dengan “sabar dan shalat” dan “bersabar pahalanya tak dapat dihitung” maksudnya ialah orang yang sabar akan mendapat pahala sangat banyak sekali dan tak bisa dihitung oleh manusia, itulah janji Allah Swt. Perbanyaklah shalat tahajud dan perbanyak shalat sunnah lainnya, mohon petunjuk-Nya, segala cobaan atau kesulitan datangnya dari Allah pastilah ada manfaatnya, dan pasti ada jalan keluarnya atau kemudahannya, seperti para Nabi-pun berkali-kali diuji-Nya. maka bertawakal kepada Allah dengan usaha yang tekun insya Allah, Allah akan memberikan solusinya sesuai dengan janji-Nya :” barang siapa bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluarnya (dari kesulitan)”. Mengenai guru galak, lha itu mungkin karakter pembawaannya dari guru tersebut, namun yakinlah bahwa guru sebetulnya tidak menginginkan muridnya menjadi celaka, beliau pasti menginginkan muridnya menjadi pandai, namun mungkin metoda yang dipakai masih kurang pas dengan kondisi anak yang belum siap atau matang jiwanya. Anak yang I.Q.-nya rendah janganlah pesimis dulu, sebab mungkin masa peka atau perkembangan anak belum muncul. Pertumbuhan psycho-motorik anak yang satu dengan lainnya berbeda-beda, siapa tahu nanti pada umur tertentu akan muncul kepandaian dan ketrampilannya. Seperti contoh kabarnya dulu Thomas Alpha Edyson pada waktu se usia S.D. disangka bodoh, namun setelah masa remaja malah menjadi anak yang jenius, memang pada umumnya kepandaian bisa dilihat mulai dari waktu usia balita.
2. Kami mohon jangan terlalu merendahkan diri sebagai grass root yang terinjak-injak, sebab dalam Hadits Qudsi disebutkan bahwa Allah akan menuruti atau mengabulkan sangkaan hamba-Nya. Maka kami mohon berprasangkalah yang baik, agar Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan kita juga yang baik-baik. Sekolah semakin lama semakin mahal, memang biaya kependidikan yaitu dalam pelaksanaanya mengikuti arus nilai uang yang tiap tahunnya terdepresiasi, kejepit dollar hingga nilai rupiah merosot terus, akibatnya barang-barang akan naik, dengan sendirinya untuk membayar tenaga kependidikan dan sarana-prasarana serta bermacam-macam kegiatan akhirnya ikut naik pula, maka saran kami carilah sekolah yang sesuai dengan kemampuan kita, sebab Allah Swt. telah berfiman yang artinya bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.”. Mutu Pendidikan kita ternyata paling rendah se Asia Tenggara, itu memang sangat memprihatinkan, sebaiknya bukan hanya pemerintah saja yang melakukan perbaikannya namun seluruh bangsa hendaklah bangkit semangatnya untuk bersama-sama mengatasinya.
3. Sekolah mandiri, memang memberatkan bagi orang tua murid, mudah-mudahan anggaran RAPBN Pemerintah yang sudah diamanatkan MPR, yaitu bahwa anggaran untuk pendidikan sebesar 20 % segera dilaksanakan pihak Executif, anggaran sekarang baru + 5 % saja dari RAPBN sehingga amat berat bagi kemajuan pendidikan kita, Malaysia saja kabarnya mencapai + 24% anggaran pendidikannya, dan sudah berjalan lama.. Perihal tabiat anak jaman sekarang kebanyakan suka mbolos, SPP sering ngemplang, sering membawa buku-buku yang tak layak dibaca bagi generasi remaja, siswa sering sulit dikendalikan dan banyak lagi tabiat yang memusingkan para pendidik, hal ini memang bukan kesalahan semata-mata dari anak/siswa, tetapi kemungkinan pula dari sistem kurikulum kita yang masih kurang bagus. Kurikulum kita masih memanjakan Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional dinomor duakan, sedangkan Kecerdasan Spiritual dinomor tigakan. Padahal negara-negara Eropa dan Jepang lebih mengutamakan Kecerdasan Emosionalnya dari pada Kecerdasan Intelektualnya. Kecerdasan Emosional (KE) letaknya di qalbun (hati,akal), ia bisa membedakan mana sifat yang baik dengan sifat yang buruk. Apabila KE.bisa berfungsi dengan baik, berarti berfungsinya “hati nurani atau kata hati” maka ia akan mempunyai sifat yang mulia, tawadhu (rendah hati, tetapi bukan rendah diri), jujur, adil, amanah, suka tolong menolong, berperasaan, bermoral, sehingga ia tidak terjerumus kedalam lembah kehancuran. KE. bisa memanfaatkan atau mendaya gunakan kesehatan, waktu; harta-benda, hobby, bakat dll. Apabila KE. tidak berfungsi atau “hati nuraninya mati” maka yang membimbing adalah syaitan, dan akan menimbulkan sifat-sifat munafik antara lain:: tidak berpendirian tetap, penipu, suka riya, suka berbuat kerusakan, buruk, fasik, hasud/ dengki, curang, ghibah (suka mencela orang lain) ini semua termuat di dalam Al Qur’an.. Tanda-tanda orang munafik menurut Rasulullah Saw.adalah : 1 Jika berkata lalu dusta.  2. Jika berjanji ia menyeleweng. 3. Jika dipercaya lalu khianat.
Guna membangun Kecerdasan Emotional (KE) supaya bisa berfungsinya “KATA HATI” dengan baik, tidak ada resep yang paling jitu kecuali hanya dengan membangun Kecerdasan Spiritualnya terlebih dahulu. Jadi pendidikan akhlakul karimah atau akhlak terpuji sangat penting sekali guna meningkatkan Kecerdasan Emosionalnya. Televisi atau layar kaca memang ada segi-segi positifnya pada tayangan yang sifatnya informatif dan mendidik ia akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta dampaknya baik untuk pendidikan. Akan tetapi tayangan yang bersifat porno, horor, atau kriminalitas-sadisme, justru akan mendidik yang negatif bagi pemirsanya serta menghabiskan waktu, disebut : “percum tak bergun” atau percumah tak berguna.
Nah semoga kekeliruan kemarin nantinya bisa diperbaiki, sehingga kita bisa mengejar ketertinggalan dari negeri lain. Demikianlah saran pendapat dari kami, mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam menjelaskannya. Wssalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar