DIALOGIS
KEPENDIDIKAN
Minggu
pagi sekitar jam 07.30’, Bung Gembus dan Bung Gombloh menata
ruangan guna mempersiapkan meeting dengan beberapa warga Rt.01/ Rw.XX.
Rupa-rupanya mereka akan mengadakan dialog dengan judul “DIALOGIS KEPENDIDIKAN”. Setelah allready Gembus sebagai moderator memulai dengan bacaan hamdalah dan salam kemudian
berkata: “Sekarang semua yang akan
bertanya didata dulu, baru kemudian dijawab sekaligus oleh pakar kita yaitu Mas
Fitrianto.”, Setelah selesai mendata Gembus mempersilahkan penanya sesuai
dengan urutannya
.
1.
Bung Kuat, sebagai anggota masyarakat biasa menilai tentang masalah
persekolahan, ujarnya :” Menurut saya ya bagus-bagus saja, hanya sayangnya
selesai menamatkan sekolahnya lha kok mencari
pekerjaan sulitnya setengah mati,
anak adik saya yang ragil, dia sebagai ortu mengeluh karena adanya guru galak, kadang menjadikan anak jadi
setres ketakutan, padahal keponakan saya kalau di rumah tidak pernah dimarahi
oleh orang tuanya, sehingga ia sangat peka’ atau sensitif kalau dimarahi di
sekolah, akhirnya di rumah jadi ngambek. Memang keponakan saya yang masih di
SD.kelas II ini I.Q.-nya rendah atau kecerdasan
otaknya agak kendor. Mohon solusinya, terima kasih.
2.Bung
Gombloh ikut bicara :” Saya sebagai masyarakat grass root, masyara-kat akar rumput yang sering terinjak-injak,
menyampaikan bahwa biaya sekolah semakin
lama semakin mahal, hanya orang-orang mampu saja yang bisa menyekolahkan anaknya
ke sekolahan yang dianggap favorit. Setiap ganti
Menteri, ganti kurikulum ya ganti buku baru, adik-adiknya tak bisa terima
lungsuran buku kakaknya, belum uang pangkal, baju seragam sekolah baru beberapa
stel, praktikum. Kalau anak Si Kaya sih nggak ada masalah meskipun I.Q.-nya
pas-pasan, ya tanpa seleksipun bisa masuk ke perguruan mana saja yang ia
senangi, bagi golongan saya yaitu “Golek
Pegel.” Atawa Golongan Ekonomi Pengusaha Lemah ya merangkak-rangkak
kesulitan, tetapi untuk mereka anak orang
kaya tanpa seleksipun bisa masuk karena berani nyumbang lebih besar dari
lainnya. Kaya’ gini anak kendor kok diterima masuk di perguruan yang favorit
tanpa seleksi, lha katanya kita ingin
meningkatkan kualitas, pantesan dalam kualitas pendidikan dapat rangking paling rendah se Asia
Tenggara.”
3.
Pak Jono, sebagai guru ikut ambil bagian, katanya :” Saya mencatat keluh-an
anda, namun apa daya sekarang sekolah supaya “sekolah mandiri”, namun ujung-ujungnya sekolahan disuruh mencari
dana tambahan sendiri kalau ingin berkembang, akibatnya ya itu tadi terjadi plenetan pada wali murid yang
menyekolahkannya, jadi jangan menyalahkan pelaksana di sekolah. Pasalnya
sekolah kami masih butuh biaya banyak antara lain perbaikan gedung, pengecetan
, perbaikan MCK., dan lain sebagainya. Para hadirin yang mungkin ada yang jadi orang
tua murid atau wali murid, perkenankan-lah saya juga diberi hak mengeluh, yaitu
tabiat anak jaman sekarang kebanyakan
suka mbolos, SPP sering ngemplang, sering membawa buku-buku yang tak layak
dibaca bagi generasi remaja, siswa sering sulit dikendalikan dan banyak lagi
tabiat yang memusing-kan kami-kami ini sebagai para pendidik. Tolonglah
para orang tua jangan terlalu menyalahkan kami yang sudah bersusah payah
mendidik putra-putri panjenengan.”
Setelah ketiga pembicara selesai Fit-pun
melanjutkan dengan diawali uluk salam, kemudian berkata :” Saya sebetulnya
bukan seorang pakar, lebih-lebih dalam bidang edukatip. Jadi saya ya hanya
sekedar urun rembug saja, kami jawab secara global saja, antara lain adalah :
1.
Marilah kita perbaiki dahulu niyat kita
untuk menyekolahkan anak, yaitu niyat “beribadah”.
Firman-Nya, yang artinya :” Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah”, insya Allah kalau semua pekerjaan baik atau amal shaleh,
misalnya mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, menyekolahkan anak,
sampai-sampai nikah-pun kalau diniyati dengan niyat ibadah hanya kepada Allah
semata, maka ia akan mendapatkan pahala, bagi yang sudah tamat belajar namun
belum dapat pekerjaan maka mohon pertolonganlah dengan “sabar dan shalat” dan “bersabar
pahalanya tak dapat dihitung” maksudnya ialah orang yang sabar akan
mendapat pahala sangat banyak sekali dan tak bisa dihitung oleh manusia, itulah
janji Allah Swt. Perbanyaklah shalat tahajud dan perbanyak shalat sunnah
lainnya, mohon petunjuk-Nya, segala cobaan atau kesulitan datangnya dari Allah
pastilah ada manfaatnya, dan pasti ada jalan keluarnya atau kemudahannya, seperti
para Nabi-pun berkali-kali diuji-Nya. maka bertawakal kepada Allah dengan usaha
yang tekun insya Allah, Allah akan memberikan solusinya sesuai dengan janji-Nya
:” barang siapa bertawakal kepada Allah
maka Allah akan memberikan jalan keluarnya (dari kesulitan)”. Mengenai guru galak, lha itu mungkin karakter
pembawaannya dari guru tersebut, namun yakinlah bahwa guru sebetulnya tidak
menginginkan muridnya menjadi celaka, beliau pasti menginginkan muridnya
menjadi pandai, namun mungkin metoda yang dipakai masih kurang pas dengan
kondisi anak yang belum siap atau matang jiwanya. Anak yang I.Q.-nya rendah
janganlah pesimis dulu, sebab mungkin masa peka atau perkembangan anak belum
muncul. Pertumbuhan psycho-motorik anak yang satu dengan lainnya berbeda-beda,
siapa tahu nanti pada umur tertentu akan muncul kepandaian dan ketrampilannya.
Seperti contoh kabarnya dulu Thomas Alpha Edyson pada waktu se usia S.D.
disangka bodoh, namun setelah masa remaja malah menjadi anak yang jenius,
memang pada umumnya kepandaian bisa dilihat mulai dari waktu usia balita.
2.
Kami mohon jangan terlalu merendahkan diri sebagai grass root yang terinjak-injak,
sebab dalam Hadits Qudsi disebutkan bahwa Allah akan menuruti atau mengabulkan
sangkaan hamba-Nya. Maka kami mohon berprasangkalah yang baik, agar Allah ‘Azza
wa Jalla akan memberikan kita juga yang baik-baik. Sekolah semakin lama semakin mahal, memang biaya kependidikan
yaitu dalam pelaksanaanya mengikuti arus nilai uang yang tiap tahunnya terdepresiasi, kejepit dollar hingga
nilai rupiah merosot terus, akibatnya barang-barang akan naik, dengan
sendirinya untuk membayar tenaga kependidikan dan sarana-prasarana serta
bermacam-macam kegiatan akhirnya ikut naik pula, maka saran kami carilah
sekolah yang sesuai dengan kemampuan kita, sebab Allah Swt. telah berfiman yang
artinya bahwa “Allah tidak akan membebani
seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.”. Mutu Pendidikan kita ternyata paling rendah se Asia Tenggara, itu
memang sangat memprihatinkan, sebaiknya bukan hanya pemerintah saja yang
melakukan perbaikannya namun seluruh bangsa hendaklah bangkit semangatnya untuk
bersama-sama mengatasinya.
3. Sekolah
mandiri, memang memberatkan bagi orang tua murid, mudah-mudahan anggaran
RAPBN Pemerintah yang sudah diamanatkan MPR, yaitu bahwa anggaran untuk
pendidikan sebesar 20 % segera dilaksanakan pihak Executif, anggaran sekarang
baru + 5 % saja dari RAPBN sehingga amat berat bagi kemajuan pendidikan
kita, Malaysia saja kabarnya mencapai + 24% anggaran pendidikannya, dan
sudah berjalan lama.. Perihal tabiat anak
jaman sekarang kebanyakan suka mbolos, SPP sering ngemplang, sering membawa
buku-buku yang tak layak dibaca bagi generasi remaja, siswa sering sulit
dikendalikan dan banyak lagi tabiat yang memusingkan para pendidik, hal ini
memang bukan kesalahan semata-mata dari anak/siswa, tetapi kemungkinan pula
dari sistem kurikulum kita yang masih
kurang bagus. Kurikulum kita masih memanjakan Kecerdasan Intelektual (IQ),
Kecerdasan Emosional dinomor duakan, sedangkan Kecerdasan Spiritual dinomor
tigakan. Padahal negara-negara Eropa dan Jepang lebih mengutamakan Kecerdasan
Emosionalnya dari pada Kecerdasan Intelektualnya. Kecerdasan Emosional (KE)
letaknya di qalbun (hati,akal), ia bisa membedakan mana sifat yang baik dengan
sifat yang buruk. Apabila KE.bisa berfungsi dengan
baik, berarti berfungsinya “hati nurani
atau kata hati” maka ia akan mempunyai sifat yang mulia, tawadhu
(rendah hati, tetapi bukan rendah diri), jujur, adil, amanah, suka tolong
menolong, berperasaan, bermoral, sehingga ia tidak terjerumus kedalam lembah kehancuran.
KE. bisa memanfaatkan atau mendaya gunakan kesehatan, waktu; harta-benda, hobby,
bakat dll. Apabila KE. tidak berfungsi atau “hati
nuraninya mati” maka yang membimbing
adalah syaitan, dan akan menimbulkan sifat-sifat
munafik antara lain:: tidak berpendirian tetap, penipu, suka riya, suka
berbuat kerusakan, buruk, fasik, hasud/ dengki, curang, ghibah (suka mencela
orang lain) ini semua termuat di dalam Al Qur’an.. Tanda-tanda orang munafik menurut
Rasulullah Saw.adalah : 1 Jika berkata
lalu dusta. 2. Jika berjanji ia
menyeleweng. 3. Jika dipercaya lalu khianat.
Guna membangun
Kecerdasan Emotional (KE) supaya bisa berfungsinya “KATA HATI” dengan baik, tidak ada resep yang paling jitu kecuali
hanya dengan membangun Kecerdasan Spiritualnya terlebih dahulu. Jadi pendidikan akhlakul karimah atau akhlak
terpuji sangat penting sekali guna meningkatkan Kecerdasan Emosionalnya. Televisi atau layar kaca memang ada
segi-segi positifnya pada tayangan yang sifatnya informatif dan mendidik ia
akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta dampaknya baik untuk
pendidikan. Akan tetapi tayangan yang bersifat porno, horor, atau
kriminalitas-sadisme, justru akan mendidik yang negatif bagi pemirsanya serta
menghabiskan waktu, disebut : “percum tak
bergun” atau percumah tak berguna.
Nah
semoga kekeliruan kemarin nantinya bisa diperbaiki, sehingga kita bisa mengejar
ketertinggalan dari negeri lain. Demikianlah saran pendapat dari kami, mohon
maaf apabila ada kekeliruan dalam menjelaskannya. Wssalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar