P
I L K A D A
“Assalamu’alaikum
w.w., bagaimana kabar beritanya tentang Pilkada dan Pilwakot Mbus?” Tanya
Gombloh kepada Gembus yang sedang duduk-duduk santai bersama dengan Fitrianto
di Balai Rt. pada pagi hari Minggu yang cerah itu. Jawab Gembus dengan santai
pula :” Ya menurut saya, di satu sisi kita merasa bangga, yaitu dengan
diawalinya Pilcapres dan cawapres kemarin, sebagai tolok ukur demokratisasi di
Indonesia ternyata mendapat acungan jempol dari publik Internasional, yaitu
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai kecil dan baru
lahir ternyata malah yang kepilih, ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah
menggunakan hak pilihnya sesuai dengan “hati
nuraninya” sendiri dan tidak terpengaruh oleh money politik, lha secara
logika kalau partai kecil menggunakan
politik uang kan nggak mampu!.
Nah kalau dari sisi segi negatifnya ya cukup
banyak, antara lain kita prihatin sekali atas tudingan KPU Pusat yang dituduh
menyelewengkannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Juga KPU Daerah
ada beberapa yang dikorankan tersangkut penyelewengan dan penyalah gunakan
kewenangannya untuk komersialisasi kepentingan pribadi dan golongannya. Belum
lagi media cetak dan elektronik juga meramaikan calon-calon Pilkada tersebut.
Bagaimana Mas Fit menurut pandapat anda tentang Pilkada itu ?” Demikian tanya
Gembus kepada Sohibnya Fitrianto.
Fitrianto-pun
menjawabnya :” Menurut saya, sebaiknya kita tetap mengikuti beritanya, akan
tetapi ya jangan memvonis dulu kepada yang dituduh. Bukankah kita harus
menghargai dan menghormati “azaz praduga
tak bersalah”. Memang peluang penyelewengan kewenangan kemungkinan bisa
terjadi, misalnya pada pengadaan kartu suara, kotak suara dan anggaran-anggaran
yang lainnya. Dalam pemilihan secara langsung masih banyak kendala-kendala yang
harus kita sikapi secara bijaksana, dewasa dalam berfikir dan elegant, kalah
menang terhormat asalkan kita bersaing secara sportif, walaupun kalah dalam
bersaing hendaklah kita harus tetap hormat kepada yang menang, jangan
mengerahkan para pendukungnya dengan memprofokasi untuk berdemo. Kita
kadang-kadang melihat tayangan media kaca elektronika para pendemo mengangap
KPUD tidak adil dalam seleksi, karena jagonya tidak diluluskan dalam seleksi
Balon (Bakal Calon) Pilkada; ada tuduhan bahwa team sukses yang berduit bisa
menyuap KPUD agar kandidat pesaing yang membahayakan supaya disingkirkan dengan
jalan menggagalkan seleksinya. Akhirnya para pendu-kung fanatik membabi buta,
pendukung yang satu dengan yang lainnya berbenturan, timbullah friksi-friksi di
dalam masyarakat. Untuk itu sebaiknya kita hindari pertentangan diantara kita,
jangan mudah termakan isu-isu provokatif memecah belah kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Perhelatan
politik mutahir yang digulirkan adalah Pemilihan
Kepala Daerah Langsung. Pada bulan Juni 2005, ada 187 Kabupaten/Kota se
Indonesia yang akan melaksanakan Pilkada langsung, termasuk pemilihan Wali Kota
Magelang. Dalam perspektif pemerintahan Pilkada mempunyai makna yang sangat
strategis, khususnya dengan agenda reformasi tata pemerintahan, eksekutif yang
baru, diharapkan dapat mereformasi dan menyegarkan kembali tata pemerintahan
yang tidak kondusif dan menggantinya dengan tata pemerintahan yang berpihak
kepada kepentingan rakyat, karena yang memilih langsung adalah rakyat, jadi
dambaan rakyat ya pemerintah yang memikirkan nasib rakyat, baik spiritualnya,
ketenangannya, keamanannya, kemerdekaannya, kesejahteraannya, kesehatannya,
perlindungannya, pendidikannya dan lain sebagainya. Pemerintah dan sebagian
besar masyarakat tentunya akan sangat berharap akan memperoleh Kepala Daerah
yang berkualitas melalui Pilkada langsung, bukan slogan-slogan visi dan misi
yang disodorkan pada waktu kampanye sebelum pemilihan itu saja, namun diabaikan
sesudah terpilih. Bukan pula menjadi orang yang terbaik akhlaknya pada waktu
kampanye, aktif silaturrahmi, aktif gotong royong menyumbangkan dana
kesana-kemari, namun luntur kembali sesudah terpilih.
Ada beberapa kriteria
menurut Fit, apabila balon sebagai seorang Muslim.
1. Hendaklah konsisten
dengan agamanya sesuai dengan Firman-Nya yang artinya :
“ (Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi nisca-ya mereka mendirikan shalat, menunaikan
zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar; dan kepada
Allah-lah kembali segala urusannya.”(QS. Al Hajj :41)
2.
Dalam perilaku kesehariannya ia menunjukkan akhlak yang mulia dan setiap
keputusannya diberikannya dengan adil, perbuatan adil dapat diambil contoh
sebagaimana Nabi Sulaiman As. memutuskan suatu perkara, yaitu ada dua orang ibu
yang berebut seorang bayi keduanya mengaku ibu kandungnya. Kemudian Nabi
Sulaiman As. mengambil keputusan dari pada berebut, beliau menawarkan bagaimana
kalau bayi itu dibelah dua saja untuk dibagikan kepada keduanya masing-masing
terima sebagian. Ternyata pancingan Nabi Sulaiman As. berhasil, yaitu dengan
seorang ibu yang menerima keputusan dari Nabi dan seorang lagi yang mau
mengalah dan menyerahkan anaknya kepada ibu yang menerima keputusan Nabi
Sulaiman As. Maka Nabipun dapat mengambil kesimpulan bahwa ibu yang
sesungguhnyalah yang mengalah itu, karena tidak mungkin tega ada seorang ibu
melihat puteranya akan dibagi dua, sedangkan ibu yang tega bayi itu dibagi dua berarti
ibu yang palsu, maka akhirnya ibu palsupun dihukumnya dan ibu kandung menerima
pengembalian bayi miliknya. Penghakiman dengan adil sesuai dengan Firman-Nya:
“ Maka demi Tuhan-mu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.”(QS.An Nisaa: 65)
3.
Pemimpin adalah pelayan rakyatnya. Pemimpin hendaknya melayani, membimbing dan
meno-long rakyatnya untuk berpacu lebih maju lagi. Pemimpin wajib mengurus
kepentingan rakyat dan mewujudkan kemaslahatan rakyat, bukan malah membuat
rakyat menderita. Seorang pemimpin selalu siap untuk menyejahterakan dan melindungi
rakyatnya, diibaratkan sebuah perisai yang melindungi pemegangnya, sesuai
dengan sebuah hadits Rasulullah Saw. :
“Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah ibarat
perisai bagi orang-orang yang sedang berperang dibelakangnya dan berlindung
dengannya” (HR.Muslim, Abu Dawud, An Nasa’i dan Ahmad)
Satu contoh sosok
kepemimpinan yang berpihak pada rakyat dalam hal pendidikan di Jawa Tengah,
yaitu Wali Kota Semarang yang diangkat mulai tanggal 19 Januari tahun 2000.
Beliau ingin meningkatkan SDM rakyatnya karena menurutnya SDM rakyatnya masih
tertinggal dengan manca Negara, sebut saja misalnya Malaysia. Dulu Malaysia
menyekolahkan siswanya ke Indonesia, namun dalam rentang kurun waktu 20 tahun
mereka sudah bisa mengejar ketertinggalannya bahkan menyalip Indonesia, artinya
sudah jauh lebih maju dalam pendidikan ketimbang Indonesia. Rumus untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia tidak lain ya lewat pendidikan. Beliau
memberikan bea siswa pada tahun 2001 sebesar Rp.3 miliar, tahun 2002 diperbesar
menjadi Rp.10 miliar, tahun 2003 diperbesar lagi menjadi Rp.20 miliar dan tahun
2004 menjadi Rp.40 miliar. Bea siswa itu disambut positif oleh kalangan
kependidikan selain meringankan beban orang tua murid juga meringankan sekolah,
hingga konsentrasi guru, kepala sekolah lebih serius lagi, demikian juga orang
tua murid tidak begitu dipusingkan dengan SPP tiap bulannya. Kewibawaan
Pemerintah meningkat serta lebih komunikatif dengan sekolah.
Seorang pemimpin
akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Sabda Nabi Saw.;
“ Imam yang memimpin manusia adalah laksana
seorang penggembala, dia akan dimintai pertanggung jawabannya atas rakyat yang
dipimpinnya.”(HR.Muslim)
4.
Seorang pemimpin hendaklah berkasih-sayang, jangan menipu dan menzalimi
rakyatnya, bahkan mendoakan rakyatnya agar Allah melimpahkan berkah kepada
rakyatnya, Sabda Rasulullah Saw.
“ Pemimpin-pemimpinmu terbaik adalah mereka
yang mencintaimu, dan kamu mencin-tai mereka, kamu senantiasa memohon rahmat
untuk mereka dan mereka senantiasa memo-hon rahmat untukmu. Pemimpin-pemimpinmu
yang terjahat adalah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu, kamu
mengutuk mereka dan mereka mengutukmu.” (HR.Muslim)
Mu’adz r.a. berkata :”
Saya diberi wasiat oleh Rasulullah Saw., sabdanya :
“ Hai Mu’adz, saya
berwasiat padamu, agar kamu bertaqwa kepada Allah, benar dalam berkata-kata,
menepati janji, menunaikan amanat, meninggalkan khianat, menjaga tetangga,
belas kasihan kepada anak yatim, manis dalam berbicara, meratakan salam, bagus
dalam bekerja, sedikit berangan-angan, menetapi keimanan, berusaha menjadi
pandai dalam Al Qur’an, cinta akhirat, takut hari hisab (perhitungan amal pada
hari kiamat) dan merendahkan diri. Saya melarang kepadamu memaki-maki seorang
yang bijaksana, mendustakan orang yang benar, mengikuti orang yang berdosa,
melawan pemimpin yang adil atau membuat kerusakan di bumi.
Saya berwasiat lagi
kepadamu, supaya kamu taqwa kepada Allah dengan menjauhkan diri dari menyembah
kepada batu, pohon dan benda apapun. Hendaklah kamu membaharui taubat setiap
melakukan dosa. Dosa yang rahasia hendaklah bertaubat dengan rahasia dan dosa
yang terang-terangan hendaklah bertaubat secara terang-terangan.
(HR.
Abu Na’im dan Baihaqi)
Begitulah antara lain cara Rasulullah Saw. mendidik ummatnya,
disamping beliau juga melaksanakan dengan konsekuen atas apa yang diucapkannya
itu. Mereka semua diajak untuk menetapi budi pekerti yang luhur dan akhlak yang
mulia.” Kata Fit. Wasalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus by Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar