Jumat, 11 Mei 2012

REVITALISASI


REVITALISASI
“ Assalamu’laikum warahmatullahi .wabarakatuh..” begitu ucapan salam dari Pak Masran sebagai Ketua Rt. kepada Fit, Gembus dan Gombloh yang sedang duduk-duduk di Balai Rt. pada Minggu pagi itu. Bertiga serentak menyahutinya :” Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.” Gembuspun segera menyapanya :” Tumben Pak Rt., kok njanur gunung, kadingaren rawuh kesini.” “ Lha wong kepingin ikut obrol-obrolan jeee, apa mau kok tolak?” Sahut Pak Rt. “Ya nggak Pak Rt.!” Sahut Gembus dan Gombloh ikut pula menimpalinya.

“Begini ya saudara-saudaraku sekalian, saya kok berpikiran kepengin memajukan warga Rt. kita, disamping kependidikannya ya ekonominya.” Kata Pak Rt. “ Saya rasa masih kurang Pak Rt. yaitu spiritualnya, atau keagamaannya.” Timpal Gombloh. “Gue kira spiritualnya sih sudah cukup dengan adanya masjid kita : Raudhatul Mu’minin, untuk pembinaan kanak-kanak, remaja, dewasa maupun orang tua karena masjid kita juga untuk Jum’atan dan pengajian rutin” Sahut Gembus yang tak mau ngalah karena Gembus juga sebagai sekretaris Rt., tidak mau namanya direndahkan, dan Pak Rt. melanjutkan bicara lagi :” Makanya tidak saya sebut spiritualnya karena sudah ditangani oleh pengurus masjid di Rt. kita. Masalah kependidikan untuk warga kita sudah ada yang menanganinya, karena sudah ada sekolah-sekolah yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, namun ekonomi ya dari kita-kita ini sebaiknya memelopori memikirkannya.” “Kalau saya sih bakatnya dagang, ya paling banter usulannya tolong Pak Rt. carikan modal untuk memperbesar dagangan saya.” Sahut Gembus. “ Elu sih egoistis keterlaluan Mbus, yang dipikirin fulus melulu, kagak memikirkan kepentingan orang lain.” Sahut Gomloh menimpali rekannya. Kemudian balik Gembus yang tanya kepada Gombloh :” Elu apa punya ide Mbloh? Bisnis lu kan srabudan Mbloh, apa-apa diembat!. Ada gula merah, makelar speda motor, barang-barang perombengan alias rongsok, eee malah kalau waktu akan Hari Raya Qurban elu dagang kambing dan sapi. Apa itu bukan semuanya diembaaat?”
Kemudian Pak Rt. menengahinya :”Begini saudaraku semuanya, saya inginkan kemajuan bagi ekonomi warga kita. Maksudnya saya ingin mengkaji ulang, apa sebetulnya kompentensi atau kemampuan yang ada pada warga kita yang vital atau penting, kemudian kita bangkitkan lagi, mungkin bahasa menterengnya ya “revitalisasi” bagi ekonomi warga kita, saya setelah mendengar perbincangan Bung Gembus dan Bung Gombloh tadi, yang menyinggung masalah “dagang sapi” saya jadi ingat peternakan sapi milik bapaknya Pak Arjo dulu yang sempat berhenti karena ayah Pak Arjo yang beternak sapi sudah meninggal dunia dan anaknya (Pak Arjo) tak mau melanjutkan lagi, lha itu bagaimana kalau kita bangkitkan lagi ? Apakah sapi itu mempunyai prospek masa depannya   cerah? Apa bisnis sapi hanya menunggu kalau ada qurban, yang hanya laku setahun sekali saja? Kalau memang bisa kita bangkitkan lagi, mengapa tidak? Mungkin Mas Fit mau menjelaskannya ? “ Pertanyaan sambil meminta penjelasan.
Fitrianto-pun menjawabnya :” Saya secara tak sengaja nonton layar kaca pada acara di TVRI, Hari Selasa Tanggal : 31 Mei 2005, pada + jam 10.00 di Lumajang Jawa Timur. Acara tersebut memperbincangkan tentang bisnis sapi. Insya Allah prospeknya menguntungkan bagi peternaknya. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan sebagai bahan “revitalisasi” guna membangkitkan semangat dan realisasi memajukan ekonomi warga kita. Apalagi kalau kita lihat lokasi yang pernah digunakan oleh ayah Pak Arjo yang sudah meninggal, ternyata memang bagus.. Kandang sapinya masih baik dan masih layak untuk digunakan beternak sapi, tempat luas dan strategis, udara bagus karena dekat sawah. Tempatnya bawera (jembar), sinar matahari yang menyorotinya juga bagus, karena sinar matahari pagi yang mengandung sinar ultra violet baik sekali untuk pertumbuhan sapi dan berfungsi sebagai pembasmi bakteri yang kurang menguntungkan. Seperti kita ketahui sinar ultra violet mempunyai banyak manfaat bagi kita yaitu merubah pro vitamin D menjadi vitamin D guna pertumbuhan tulang, ultra violet bisa membunuh bakteri, bisa juga membantu fotosintesis atau sebagai energi yang digunakan untuk masak oleh daun-daun tumbuh-tumbuhan guna penyerapan CO2 melalui stomaza (mulut daun) dan dikeluarkannya O2 atau Oxygen, yang mana Oxygen itu bermanfaat bagi pernafasan manusia, tanpa Oxygeen manusia bakal mati. Lagi pula lokasi peternakan Pak Arjo dekat dengan sungai yang airnya selalu mengalir, belum lagi rumputpun cukup banyak serta banyak batang bulir padi yang terbuang apabila habis panenan, dibuang begitu saja kan mubadzir, padahal masih bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak kelak.
Pada acara tanya jawab di TVRI tersebut disayangkan bahwa masih ada importir gelap memalsukan dokumen tertangkap oleh petugas yang berwajib. Namun anehnya satu konteiner yang berisi daging sapi segar (1 konteiner berisi + 250 ekor sapi yang sudah dipotong) yang tadinya pada saat ditangkap berbeda isi konteinernya dengan keadaan pada saat akan dilelang, yaitu sudah berubah menjadi sebagian kecil daging dan sebagian besar berisi jerohan, yang oleh orang manca negara jerohan itu dibuang atau untuk pakan anjing karena berkolesterol tinggi dan tak baik untuk kesehatan. Ada lagi importir yang tertangkap karena isi konteiner daging importnya sudah busuk tak layak dikonsumsi, namun pada prakteknya dijual di pasar-pasar, dan ini sangat membahayakan pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Dalam hal import daging ini seharusnya ada pembaha-ruan Peraturan Pemerintah yang tegas karena PP.yang lama sudah perlu diganti (sejak tahun 1967).
Diharapkan pada P.P. yang akan datang ada aturan tetang perangkat yang diperlukan :
1.      PP. yang baik berpihak kepada konsumen dalam negeri, ditegaskan melarang import jerohan. Disebutkan pula tentang jaminan kehalalannya sembelihan. Bagi importer yang mengimport daging busuk agar ditindak tegas.
2.      Sistem yang baik dan mendukung produk sapi dalam negeri. Import sapi maupun daging segar agar dibatasi hanya sesuai dengan kebutuhan dalam negeri, sehingga ternak sapi dalam negeri bisa terlindungi.
3.      Bea cukai dan pengawasan lebih ditingkatkan, jangan ada lagi kecolongan ada daging busuk bisa lolos masuk ke pasar-pasar tradisional sehingga mengganggu kesehatan konsumennya.
4.      Karantina, bekerja sama dengan Dinas Peternakan / kesehatan sapi, apakah sapi atau daging sapi itu mengandung penyakit apa tidak, misalnya penyakit antraks yang membahayakan kesehatan  konsumennya, bahkan  bisa  mengakibatkan kematian. Pengawasan, pemeriksaan,
penertiban, ke distributor, swalayan, pasar tradisional agar diperketat.
5.      Pengendalian mutu / kualitas bisa dilakukan lewat test laboratorium untuk mengklarisifikasi-kan apakah daging itu steril apa tidak, dan bisa di test langsung di tempat penjualan daging.
6.      Adanya persyaratan daging yang diimport, yaitu :
a. Aman, tidak busuk dan beracun serta enak dimakan karena tidak ada zat pengawet, misalnya sejenis boraks yang tentu mengganggu kesehatan dan tidak enak rasanya.
b. Sehat, tidak mengandung penyakit bila dikonsumsi.
c. Utuh, asli daging sapi tidak dicampuri dengan daging selain sapi.
d. Halal, ada jaminan halal dalam penyembelihannya, karena mayoritas penduduk Indone-sia beragama Islam.
Kebutuhan daging sapi bagi Indonesia sangat banyak, karena jumlah penduduk Indonesia sangat besar < 220. juta jiwa, yang tersebar di seantero wilayah Indonesia. Indonesia masih mengimport kebutuhan sapi setiap tahunnya ada + 11 juta ekor sapi. Kebutuhan DKI. Saja tiap harinya ada 150 ton daging sapi,. sedangkan derah DKI. Baru tercukupi itu saja dari daerah sekitar + 20 %. Kebutuhan nasional baru tercukupi sebesar +  70 % saja,
Pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri ditingkatkan dengan :
1.Insiminasi (kawin suntik), dengan penelitian laborat dapat dipesan spermatozoa X = calon anak sapi betina , dan spermotozoa Y calon anak sapi jantan, akan dikembangkan ke Dinas Peternakan, kita bisa memesan mau calon anak sapi betina (sp.X) apa mau calon anak sapi yang jantan(sp.Y). Ini bisa digunakan pula untuk perbaikan mutu sapi, genetik, populasi ternak.
Untuk sapi potong dapat dikembangkan dengan pembuahan kawin suntik yang berisikan spermatozoa Y, sehingga nantinya akan menghasilkan kelahiran sapi jantan yang akan diternakan menjadi sapi potong. Akan tetapi apabila kita menghendaki sapi betina guna dijadikan sapi perahan susunya, ya menggunakan spermatozoa X.
2.Penggemukan, kita masih import anak sapi dari manca negara untuk digemukan yaitu dengan jalan dikarantinakan. Dalam penggemukan sapipun bermacam-macam ragamnya, ada yang alamiah dengan memberikan makan secukupnya , cara ini yang paling bagus. Ada yang meng-gunakan obat perangsang, dengan konsentrat tertentu agar cepat gemuk, ini bisa beresiko kurang baik bagi kesehatan yang mengkonsumsi dagingnya. Ada pula seperti yang terjadi di Surakarta dengan memanfaatkan tempat pembuangan sampah dan sapinya memakan sisa-sisa sampah yang terbuang dan yang bisa dimakan oleh sapi. Sehat apa tidak, wallahu a’lam bishawab. Tentang kesulitan perawatan sapi dan penangkarannya bisa dikonsultasikan pada Dinas terkait yang ada pada setiap kota Kabupaten yaitu : ETR ( Assisten Tehnik Reproduksi).
Mengenai pendanaan kita bisa berembuk pinjam modal  ke KUD atau bank, asalkan proposalnya bisa dipertanggung jawabkan, insya Allah akan dapat modal kerja.
Demikianlah penjelasan saya, semoga bisa bermanfaat untuk “revitalisasi”. Amin yaa Rabbal‘alamin.” Kata Fitrianto :” Wassalamu’alaikum w.w.”
Obrolan Fit & Gembus by Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar