WAWASAN WIRA USAHAWAN
Pada
malam penutupan Peringatan HUT.RI. di Rt. Taman Indah di Desa Waru Doyong Bung
Gembus naik mimbar untuk memberikan “kado”
kepada warganya untuk memperingati “Hari Ulang Tahun Republik Indonesia “ yang
Ke 60. Maka setelah mengucapkan salam, bertasyahud serta shalawat kepada
Nabiyullah Saw., maka Bung Gembus mulailah dengan pidatonya :
“ Amma ba’du.
Para hadirin yang berbahagia rahimmakumullah, seperti kebiasaan
di dalam peringatan HUT.RI. di Rt. kita ini, setiap pembubaran kepanitiaan
biasanyanya Ketua Penitia dimintai ulasannya sebagai Ketua Panitia. Kami sudah
meminta ijin kepada Ketua Rt. agar diberikan kesempatan untuk memberikan “kado” kepada warga Rt. Kadonya bukan
berupa barang namun berupa “WAWASAN WIRA USAHA”, dan kami juga sudah meminta
saran-saran kepada Mas Fitrianto sebagai Penasehat kepanitiaan, dan kami malah
dipinjami bukunya.
Kami mencoba memberikan wawasan ini dengan pertimbangan
karena masyarakat disini mayoritas adalah wirausahawan. Meskipun ada yang
menjadi pegawai atau guru, ya saya harapkan dapat dijadikan wacana untuk
menambah pengetahuannya. Namun sebelumnya ijinkanlah kami mengucapkan banyak
terima-kasih kepada semua panitia dan seluruh warga yang telah mendukung
kesuksesan HUT.RI. ini. Kami sangat terkesan atas pidato yang disampaikan oleh
Pak Ketua Rt. pada waktu malam resepsi HUT.RI. yang isinya sangat menggugah “hati nurani” yang telah menunjukkan
kepada kita tentang karakter manusia, kita termasuk dalam karakter manakah? Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh atau haramkah?.
Kiranya tak perlu kami jelaskan lagi disini, kalau kita disuruh memilih ya
inginnya yang berkarakter “berkepribadian
manusia wajib”. Kalau kita sudah berketetapan memilih kepribadian manusia
wajib maka bagaimana “ciri-ciri
kepribadian seorang wirausahawan?” Nah marilah kita simak bersama dan kami
akan menyitir secara garis besar dari buku “Pengantar
Bisnis” yang disusun oleh : Dra. Murti Sumarni & Drs. John Soeprihanto,
MIM. Dan kami tambahi komentar, sebagai berikut :
Beberapa ciri kepribadian dari seorang wira
usahawan :
1.
Mempunyai “emosi” untuk membayangkan keberhasilan tujuan keberhasilannya.
Menurut saya yang
dimaksud dengan “emosi” adalah “Kecerdasan Emosional” yang tentu saja
dilandasi dengan “Kecerdasan Spiritual”
agar tidak salah jalan. Supaya dapat efisien maka tujuan usahanya ya harus
jelas, antara lain ialah : usaha itu cukup realistis, usaha yang rasional
jangan seperti usaha “pemburu harta
karun”, yang tidak ada ujung selesainya, dan tidak perlu pergi kedukun atau
tukang ramal itu kan perbuatan meyekutukan Tuhan, minta perlindungan atau
pertolongan kepada selain Allah Swt. adalah musyrik hukumnya. Serta usaha itu
sifatnya menantang, maaf yang dimaksud
menantang ya ada resikonya, maaf, usaha tanpa resiko yang berarti misalnya
peminta-minta, pengamen. Usaha mempunyai target dan batas waktu tertentu, harus
ada target batas waktu agar tidak melantur-lantur tenggelam ke dalam kekeliruan
terus menerus; kemudian dapat diukur sukses apa gagal. Untuk itu seorang
wirausahawan akan mencari sebab dan solusinya untuk memperkecil kegagalan dan
mencari peluang untuk kesuksesannya.
2. Kegagalan dan keberhasilan.
Setelah
diperhitungkan dengan cermat tetapi toh “gagal”,
maka itulah resikonya dan harus berani menanggungnya, jangan putus asa terhadap
kegagalan, sebab orang yang berputus asa dilarang Allah Swt.; selain dicarikan
sebabnya kenapa sampai gagal ya mungkin belum mendapat ridha-Nya, atau mungkin
suatu keberhasilan yang tertunda, menurut pepatah bahwa kegagalan pertama itu
adalah kunci kesuksesan, kegagalan kedua itu wajar, kalau kegagalan yang ke
tiga kalinya lha itu yang betul-betul gagal sungguhan atau dengan kata lain
yang lebih populer adalah bahwa ia itu o-on
alias blo-on; tapi seandainya “sukses”
maka hendaknya disyukurinya, jangan sombong dan menepuk dada karena itu adalah
rahmat-Nya.
3. Gigih kerja keras,bersamangat dan gesit dalam berusaha.
Gigih dan kerja
keras adalah ajaran agama kita, namun usahanya akan tumbuh subur jika banyak
mendapat tantangan dan jangan menginginkan cepat-cepat untuk menikmati hasil
usahanya; daya kerjanya cukup tinggi, mampu bekerja rata-rata lebih dari 10
jam/hari. Jangan bermental BAKMI jaitu: Bebehan, Aras-arasen, Kesed, Minder dan Isinan.
Seandainya punya kepribadian tersebut bermalas-malasan, merasa rendah diri
serta pemalu dalam berusaha maka jangan diharapkan usahanya akan maju, justru
sebaliknya akan gulung tikar. Memang malu adalah sebagian dari iman, namun malu
yang bagaimana? Maksudnya ya malu dalam berbuat dosa, ia akan merasa malu bila
berbuat maksiat, meski tidak ada yang melihat perbuatan maksiat itu namun Allah
Yang Maha Melihat, tentu akan murka dan kelak akan dibalasi-Nya.
4. Ia tidak terikat secara ketat terhadap rencananya,serta
percaya pada diri sendiri.
Jika memang tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan namun sedang dijalaninya,
maka segera diubahnya. Ia berpandangan obyektif, terbuka menerima kritik dan
saran.
~
Ia seorang yang kuat, keras, berani dan tangguh, ibarat batu karang di pantai
bila ada badai, gelombang menghantamnya ia tak akan bergeming sedikitpun,
lihatlah menurut penelitian bahwa dalam krisis ekonomi yang multi dimensi ini
justru yang kena dampaknya bahkan para konglomerat, para pengusaha ritel kelas
teri semacam kita ini justru bisa eksis, tetap bertahan hidup. Jangan menutup
diri atas saran orang lain, karena jika merasa pandai tak mau menerima saran
dan tak mau dikritik, maka ia akan terperosok ke dalam lubang galiannya
sendiri, karena setiap kekeliruan hakekatnya adalah galian lubang yang bisa
menjebloskan diri kedalam jurang kegagalan. Kritik membangun kita perhatikan
terutama setiap kritik yang ada solusinya, namun kalau kritik itu hanya
mengejek kita, ya dicuekin aja, justru kita akan mendapat pahala kalau sabar
dan tidak membalasnya.
~
Ia sanggup terjun pada hal-hal yang masih asing baginya. Kalau ada hal-hal baru
atau asing, dan itu diperkirakan kita mampu dan bisa melaksanakannya, hendaklah
perhitungkan masak-masak kalau sekiranya kita mampu sebaiknya kita coba, dan
pengalaman ini banyak kita lihat pengusaha yang sukses mencoba usaha barunya,
asalkan dicermati lebih dulu sebelum kita melangkah.
~
Ia berpendirian bahwa dirinyalah modal terbaik. Maksudnya seorang pengusaha itu
harus percaya diri (PD), sebab tanpa percaya diri maka tindakannya akan
ragu-ragu, keputusannya jadi meragukan, akibatnya akan memetik buah dari
keraguannya yaitu kegagalan demi kegagalan. Para
pelanggan, relasi tentu akan lari menjauhi orang yang punya sifat ragu-ragu.
Allah Swt. juga melarang orang-orang yang selalu dalam keraguan. Bukankah kita
punya akal pikiran, hati nurani yang telah dikaruniakan Allah Swt. untuk kita
pergunakan? Manfaatkanlah pemberian yang sangat mahal harganya bila diukur
dengan uang itu, jangan muspro terbuang sayang, mubadzir.
5. Berusaha meningkatkan pengetahuannya, dan memiliki kecakapan untuk memimpin.
Ia selalu belajar,
diskusi, membaca tentang hal-hal yang diperlukan untuk pengembangan usahanya.
Kecakapan, ketrampilan, ilmu pengetahuan tidak datang dengan sendirinya tanpa
kita berusaha mendapatkannya, ingatlah Nabi Saw. pernah bersabda :
” Barang siapa ingin sukses di dunia cari
ilmunya, barang siapa yang ingin sukses di akhirat cari-lah ilmunya dan barang
siapa menginginkan sukses keduanya maka carilah ilmu kedua-duanya.”
Seorang
wirausahawan adalah seorang pemimpin. Sebagaimana seorang pemimpin ia bisa
mem-buat program, pengorganisasian
semua yang terkait dengan usahanya,
aktualisasi atau pelakanaan dilapangan harus cermat, kontroling agar kekeliruannya tidak terlalu jauh hingga parah.
6. Sebagai pembaharu (inovator) serta pemburu keberhasilan.
~
Jadilah pencetus ide usaha yang
pertama kali. Memang setiap hal-hal baru itu butuh ketekunan, keuletan dan
ketabahan dalam melaksanakan, biasanya barang baru atau produk yang baru muncul
peminatnya akan sedikit, tetapi kalau memang sudah diperhitungkan dengan
cermat, bahwa produk tersebut sebetulnya mempunyai prospek masa depan yang
menjanjikan / baik, maka jangan ragu-ragu, kejarlah ia dengan serius.
~
Daya kreatifnya tinggi. Sering kita
jumpai para usahawan yang tidak kreatif, ia membuat produk barang dagangannya
ya hanya itu-itu saja, lama-lama para pembeli akan jenuh atau bosan sehingga
tidak menyenangi lagi. Akan tetapi orang yang mencontoh produknya dan dia
kreatif, malah dia akan mampu menyaingi si pembuat produk yang aslinya. Yang
niru tetapi kreatif malah sukses, sebagai pemula tetapi tidak kreatif malah
bangkrut.
~
Seorang wirausahawan sebagai pemburu
keberhasilan, ia bekerja bukan untuk mencari keun-tungan saja, tetapi jika
memperoleh keuntungan maka keuntungan itu dijadikan suatu ukuran dan sebagai feed back atau umpan balik untuk
memperlihatkan betapa baiknya ia bekerja. Ingatlah bahwa keberhasilan sesorang
adalah tergantung atas usaha manusia sendiri dan atas ijin Allah Swt. tentunya,
sesuai dengan Firman-Nya yang artinya :
“….Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri….”(QS.Ar Ra’d,13:11).
Berjuanglah sekeras mungkin agar tercapai cita-citanya,
sukses dan tidaknya terserah kepada-Nya, dan hanya kepada Allah-lah kita
bertawakal, seandainya gagal pasti ada hikmah yang tersembunyi yang kita
sendiri tidak tahu, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui., Firman-Nya :
” Boleh jadi sesuatu
yang kamu anggap buruk tetapi sebetulnya baik bagimu dan boleh jadi sesuatu
yang kamu anggap baik tetapi sebetulnya buruk bagimu. Allah Maha Mengtahui
sedangkan kamu tidak tahu “ (QS.Al Baqarah, 2: 216 )
Kiranya
cukup sekian , mohon maaf kalau ada kekeliruan. Wasslamu’laikum w.w.
Obrolan
Fit & Gembus by Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar