K A R Y A W A N
Minggu pagi itu terlibat perbincangan yang agak hot. Pasalnya “Pak Ubed”, seorang pengusaha yang agak
sukses, mengeluhkan karyawannya yang sedang menuntut kepada Pak Ubed agar
dinaikan honorarium bulanannya, yaitu dengan standar “ Upah Minimal Regional”, akhirnya Pak Ubed berkata : “ Baiknya
cobalah kita bertanya kepada Mas Fit kira-kira bagaimana jalan keluar atau
pertimbangannya. Iya kan
Bung Gembus ?” begitulah akhirnya keduanya sepakat untuk meminta nasehat kepada
Mas Fit.
Fit-pun angkat bicara :” Pak Ubed dan Bung Gembus yang kami
hormati, saya bukan konsultan prof tetapi
ya amatiran, seandainya anda meminta pendapat saya, insya Allah akan saya coba.
Hanya saja aku harap jangan sampai tersinggung kalau nanti ada kata-kata saya
yang kurang pas di hati penjenengan semua.
* Pertama, semua
langkah yang kita kerjakan, atau amalan apapun yang kita laksanakan terlebih
dahulu kita niyati dengan ‘ibadah hanya
kepada Allah Swt., dan kita awali
dengan basmalallah agar kita mendapatkan ridha-Nya dan insya Allah mendapat
pahala-Nya.
* Kedua, kalau kita
hendak memutuskan sesuatu perkara hendaklah pikirkanlah dengan jernih, jangan
tergesa-gesa karena sifat tergesa-gesa adalah pengaruh dari syaitan, dan hendaknya
selalu berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadits.
* Ketiga, tanggalkanlah
“KE AKUAN “, jadikanlah seolah-olah Anda
sebagai orang ketiga yang arif dan bijaksana, maksudnya orang ketiga adalah
jadi wasit yang adil dan jujur baik kepada dirinya sendiri maupun kepada
karyawannya. Sehingga kalau memutuskan sesuatu perkara akan adil dan bijaksana;
hal ini dicontohkan perihal perbuatan yang adil meskipun kepada anaknya sendiri
oleh Rasulullah Saw. dengan sabdanya :” Jika Fatimah terbukti mencuri, maka ia
akan kupotong tangannya”, padahal kita tahu banwa Fatimah adalah puteri
kesayangan Rasulullah Saw. Jangan ditonjol-tonjolkan jasa kita, kebaikan kita,
kelebihan kita, takabur adalah perilaku iblis/syaitan yang terkutuk, dilaknat
Allah keluar dari surga karena ia sombong/takabur menganggap bahwa dirinya
lebih mulia dari manusia.
* Keempat, kita
perhatikan betul-betul kesejahteraan para karyawan sesuai dengan kemampuan
keuangan kita, seperti apa yang dikatakan Bung Gembus ada baiknya, yaitu bagi
karyawan yang telah bermasa bakti lama sebaiknya ditingkatkan dari karyawan
honorer atau atau pocokan jadi karyawan tetap, dan hendaklah kalau ada
kesulitan diadakan musyawarah, agar terjadi pemecahan
problematik bil hikmah (dengan bijaksana) dirasakan adil dan menyenangkan.
Dalam kehidupan manusia secara garis besarnya ada dua macam
pemenuhan hajat hidup manusia, yaitu kebutuhan
dan keinginan.
1. Kebutuhan sifatnya primer, pokok
untuk keperluan kebutuhan hajat hidup manusia.
2. Keinginan sifatnya
skundair, keinginan hanyalah sebagai pelengkap kebutuhan primer.
1. Kebutuhan
Dasar (Kebutuhan Pokok). Adalah kebutuhan yang seyogyanya dipenuhi agar
menjadikan kehidupan sejahtera bahagia menurut ukuran kemampuan masing-masing,
kebutuhan pokok tersebut antara lain adalah :
a. Kecukupan pangan, agar kehidupan bisa
tenang, badan sehat karena makanan yang dimakan bergizi, pertumbuhan fisik bersama
dengan anak keturunannya bagus.
b. Latihan atau olah raga yang menyehatkan, ingatlah
akan pepatah bahwa dalam badan yang kuat terdapat jiwa yang sehat, berilah
kesempatan kepada karyawanan untuk refressing dan kesempatan berolah raga agar
badannya kuat dan jiwanya sehat.
c. Kasih sayang dari keluarga dan orang lain, dengan
jalan bertamasya bersama keluarga pada hari-hari tertentu misalnya pada hari
libur sekolah, bersama anak/keluarga karyawan berekreasi ketempat yang representatif,
tidak harus yang mahal-mahal tetapi menyenangkan, untuk menjalin rasa cinta
kasih diantara keluarga para karyawan.
d. Hubungan sosial yang akrab dan harmonis, berilah
karyawan hari libur, agar mereka bisa menikmati
hubungan harmonis bersama keluarga dan dengan tetangga mereka.
e. Penghasilan (uang) yang memadai, kalau
memang keuangan memungkinkan berilah gaji yang memadai karena kebutuhan manusia
bermacam-macam lebih-lebih bagi yang telah berkeluarga, untuk biaya sekolah,
kesehatan, kehidupan hariannya, dll.
f.Keyakinan(agama) dan kepuasan pada diri
sendiri, dengan pembinaan agama yang rutin insya Allah akan meningkatkan
kinerja yang tinggi serta sinergis atau kerjasama yang bagus diantara para
karyawan, isilah pembinaan-pembinaan spiritual seminggu sekali pada waktu
luang, atau memanggil ustad atau penceramah agar meningkatkan ketaqwaan dan
meningkatkan ethos kerja. Keyakinan dan kemantapan beragama akan menumbuhkan
kepuasan pada diri sendiri.
g. Keamanan harta, jiwa dan raga, keamanan
bukan hanya keamanan fisik saja namun keamanan psykhispun harus diperhatikan,
misalnya kalau ada karyawan yang suka “trouble
making”, atau pembuat masalah, ia akan selalu berbuat macam-macam masalah terhadap
teman-temannya. Binalah dia, kalau perlu beri tugas khusus agar tidak menganggu
temannya.
h. Pengetahuan tentang makna hidup yang sesungguhnya,
Allah memerintahkan supaya “manusia mencari
bekal untuk kehidupan di akhirat, sebaik-baik bekal adalah taqwa, bertaqwalah
kepada Allah wahai orang-orang yang berakal”. Karyawan yang berilmu
pengetahuan agama dengan baik dan meyakini akan kehidupan di akhirat dan
mengharapkan kesejahteraan di akhirat pastilah ia akan menjadikan hidup ini
penuh makna dan mempunyai harapan yang membahagiakan.
2.Keinginan.(Kebutuhan
Skundair), keinginan itu tak aka ada habis-habisnya, namun kebanya-kan
manusia justru malah kebalikannya, yaitu keinginan dinomor satukan tetapi
kebutuhan dinomor duakan, sebagai contoh :
a. Kemasyhuran
dan gengsi, kalau watak ini berlebih-lebihan maka akibatnya seperti Qarun
pada zaman Fir’aun, harta bendanya sangat banyak, sehingga kunci-kunci
brankasnya saja dipikul oleh 40 orang masih sempoyongan, yang pada akhirnya
karena kesombongan Qarun tersebut Allah ‘Azza wa Jalla menghukumnya dengan
membalikkan rumah Qarun beserta harta bendanya masuk kedalam tanah, hingga
sekarang kalau ada harta tersimpan di dalam tanah dikatakannya “harta karun”
b. Penghasilan
yang tinggi (lebih dari cukup), pencari kekayaan yang tiada hentinya karena
hanya ingin mengejar harta, sebetulnya sudah diisyaratkan Allah Swt. dalam
QS.At Takatsur, bahwa manusia telah dilalaikan dengan berlomba-lomba mencari
kekayaan dan bermegah-megahan dalam kehidupan dan ia akan terhenti kalau sudah
masuk ke liang kubur, yang kelak di akhirat akan dimintai pertanggung
jawabannya. Juga senada dengan maksud tersebut, Nabiyyullah Saw. memperingatkan
bahwa manusia kalau diberi emas satu lembah maka akan minta dua lembah, kalau
diberi lagi maka akan meminta lagi, dia akan berhenti kalau perutnya sudah
diisi dengan tanah (mati). Berbahagialah bagi orang yang menyadarinya bahwa
kekayaan adalah sarana untuk beribadah agar lebih khusu’ lagi.
c. Status
sosial yang prestisius, lhatlah keadaan sehari-hari kehidupan dilingkungan
kita, pencari status sosial yang tiada puas-puasnya, dari rakyat biasa kepingin
jadi Lurah, kemudian ingin jadi Camat, terus meningkat terus ingin jadi,
Bupati, Gubernur, Menteri akhirnya Presiden. Ingat pula Raja Fir’aun yang
menjadi Raja dia ingin jadi tuhan, dan akhirnya karena lobanya akan kekuasaan,
maka Allah ‘Azza wa Jalla menenggelamkan ke dalam Laut Merah bersama tentaranya
mati konyol dan tidak diampuni dosanya. Itulah gambaran orang yang tak beriman.
d. Bakat
di bidang kehidupan, bakat sebetulnya penting dalam kehidupan, karena ia
akan punya nilai lebih dari manusia lainnya serta punya makna dalam kehidupan
ini, namun kalau terlalu dibangga-banggakan kelebihan bakat yang ia punyai maka
akan menimbul-kan kesombongan, seperti iblis yang dilaknat Allah Swt.
e. Kecantikan
dan keindahan fisik, kecantikan dan keindahan tubuh adalah karunia Allah
yang seharusnya disyukurinya, namun andaikata disalah gunakan untuk perbuatan
maksiat malah menjadikan dosa, misalnya dipamerkan dimuka umum dengan tidak
menutup aorat, karena ia bangga sekali punya kecantikan dan keindahan fisiknya.
Ia akan rela mengeluarkan koceknya guna lebih memperindahnya lagi, sehingga
kebutuhan yang primer akan dikalahkan guna kepentingannya yang skundair ini.
f.
Kesempurnaan, tidak ada manusia yang sempurna, hanya dia sebagai manusia
merasa yang paling sempurna. Sebagai contoh orang yang ingin memiliki mobil,
rumah yang bagus untuk kesempurnaan kesenangannya, maka ia dengan segala cara,
meskipun cara tak terpuji misal korupsi, menipu itupun akan ditempuhnya.
g. Hasrat
untuk memilki berbagai macam barang mewah, Barang-barang mewah yang
sebetulnya hanyalah sebagai kebutuhan skundair, namun bagi orang gemar
kemewahan maka ia akan mengalahkan pula yang primernya, meskipun sebetulnya
rumah tangganya berantakan namun ia lebih senang apabila dalam penampilannya
kelihatannya seba mewah, dan banyak pula terdapat pada masyarakat kita.
Semoga
kita dan karyawan bisa membedakan antara
kebutuhan dengan keinginan sehingga tidak terjerumus kedalam kesengsaraan. Aamiin.
Wassalamu’aliakum w.w.
Obrolan : Fit & Gembus by: Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar