Kamis, 10 Mei 2012

K A R Y A W A N


K A R Y A W A N
Minggu pagi itu terlibat perbincangan yang agak hot. Pasalnya “Pak Ubed”, seorang pengusaha yang agak sukses, mengeluhkan karyawannya yang sedang menuntut kepada Pak Ubed agar dinaikan honorarium bulanannya, yaitu dengan standar “ Upah Minimal Regional”, akhirnya Pak Ubed berkata : “ Baiknya cobalah kita bertanya kepada Mas Fit kira-kira bagaimana jalan keluar atau pertimbangannya. Iya kan Bung Gembus ?” begitulah akhirnya keduanya sepakat untuk meminta nasehat kepada Mas Fit.

Fit-pun angkat bicara :” Pak Ubed dan Bung Gembus yang kami hormati, saya bukan konsultan prof tetapi ya amatiran, seandainya anda meminta pendapat saya, insya Allah akan saya coba. Hanya saja aku harap jangan sampai tersinggung kalau nanti ada kata-kata saya yang kurang pas di hati penjenengan semua.
* Pertama, semua langkah yang kita kerjakan, atau amalan apapun yang kita laksanakan terlebih dahulu kita niyati dengan ‘ibadah hanya kepada Allah Swt., dan kita awali dengan basmalallah agar kita mendapatkan ridha-Nya dan insya Allah mendapat pahala-Nya.
* Kedua, kalau kita hendak memutuskan sesuatu perkara hendaklah pikirkanlah dengan jernih, jangan tergesa-gesa karena sifat tergesa-gesa adalah pengaruh dari syaitan, dan hendaknya selalu berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadits.
* Ketiga, tanggalkanlah “KE AKUAN “, jadikanlah seolah-olah Anda sebagai orang ketiga yang arif dan bijaksana, maksudnya orang ketiga adalah jadi wasit yang adil dan jujur baik kepada dirinya sendiri maupun kepada karyawannya. Sehingga kalau memutuskan sesuatu perkara akan adil dan bijaksana; hal ini dicontohkan perihal perbuatan yang adil meskipun kepada anaknya sendiri oleh Rasulullah Saw. dengan sabdanya :” Jika Fatimah terbukti mencuri, maka ia akan kupotong tangannya”, padahal kita tahu banwa Fatimah adalah puteri kesayangan Rasulullah Saw. Jangan ditonjol-tonjolkan jasa kita, kebaikan kita, kelebihan kita, takabur adalah perilaku iblis/syaitan yang terkutuk, dilaknat Allah keluar dari surga karena ia sombong/takabur menganggap bahwa dirinya lebih mulia dari manusia.
* Keempat, kita perhatikan betul-betul kesejahteraan para karyawan sesuai dengan kemampuan keuangan kita, seperti apa yang dikatakan Bung Gembus ada baiknya, yaitu bagi karyawan yang telah bermasa bakti lama sebaiknya ditingkatkan dari karyawan honorer atau atau pocokan jadi karyawan tetap, dan hendaklah kalau ada kesulitan diadakan musyawarah, agar terjadi pemecahan problematik bil hikmah (dengan bijaksana) dirasakan adil dan menyenangkan.
Dalam kehidupan manusia secara garis besarnya ada dua macam pemenuhan hajat hidup manusia, yaitu kebutuhan dan keinginan.
1. Kebutuhan sifatnya primer, pokok untuk keperluan kebutuhan hajat hidup manusia.
2. Keinginan sifatnya skundair, keinginan hanyalah sebagai pelengkap kebutuhan primer.
1. Kebutuhan Dasar (Kebutuhan Pokok). Adalah kebutuhan yang seyogyanya dipenuhi agar menjadikan kehidupan sejahtera bahagia menurut ukuran kemampuan masing-masing, kebutuhan pokok tersebut antara lain adalah :
a.      Kecukupan pangan, agar kehidupan bisa tenang, badan sehat karena makanan yang dimakan bergizi, pertumbuhan fisik bersama dengan anak keturunannya bagus.
b.      Latihan atau olah raga yang menyehatkan, ingatlah akan pepatah bahwa dalam badan yang kuat terdapat jiwa yang sehat, berilah kesempatan kepada karyawanan untuk refressing dan kesempatan berolah raga agar badannya kuat dan jiwanya sehat.
c.       Kasih sayang dari keluarga dan orang lain, dengan jalan bertamasya bersama keluarga pada hari-hari tertentu misalnya pada hari libur sekolah, bersama anak/keluarga karyawan berekreasi ketempat yang representatif, tidak harus yang mahal-mahal tetapi menyenangkan, untuk menjalin rasa cinta kasih diantara keluarga para karyawan.
d.      Hubungan sosial yang akrab dan harmonis, berilah karyawan hari libur, agar mereka  bisa menikmati hubungan harmonis bersama keluarga dan dengan tetangga mereka.
e.       Penghasilan (uang) yang memadai, kalau memang keuangan memungkinkan berilah gaji yang memadai karena kebutuhan manusia bermacam-macam lebih-lebih bagi yang telah berkeluarga, untuk biaya sekolah, kesehatan, kehidupan hariannya, dll.
f.Keyakinan(agama) dan kepuasan pada diri sendiri, dengan pembinaan agama yang rutin insya Allah akan meningkatkan kinerja yang tinggi serta sinergis atau kerjasama yang bagus diantara para karyawan, isilah pembinaan-pembinaan spiritual seminggu sekali pada waktu luang, atau memanggil ustad atau penceramah agar meningkatkan ketaqwaan dan meningkatkan ethos kerja. Keyakinan dan kemantapan beragama akan menumbuhkan kepuasan pada diri sendiri.
g.      Keamanan harta, jiwa dan raga, keamanan bukan hanya keamanan fisik saja namun keamanan psykhispun harus diperhatikan, misalnya kalau ada karyawan yang suka “trouble making”, atau pembuat masalah, ia akan selalu berbuat macam-macam masalah terhadap teman-temannya. Binalah dia, kalau perlu beri tugas khusus agar tidak menganggu temannya.
h.      Pengetahuan tentang makna hidup yang sesungguhnya, Allah memerintahkan supaya “manusia mencari bekal untuk kehidupan di akhirat, sebaik-baik bekal adalah taqwa, bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal”. Karyawan yang berilmu pengetahuan agama dengan baik dan meyakini akan kehidupan di akhirat dan mengharapkan kesejahteraan di akhirat pastilah ia akan menjadikan hidup ini penuh makna dan mempunyai harapan yang membahagiakan.
2.Keinginan.(Kebutuhan Skundair), keinginan itu tak aka ada habis-habisnya, namun kebanya-kan manusia justru malah kebalikannya, yaitu keinginan dinomor satukan tetapi kebutuhan dinomor duakan, sebagai contoh :
a. Kemasyhuran dan gengsi, kalau watak ini berlebih-lebihan maka akibatnya seperti Qarun pada zaman Fir’aun, harta bendanya sangat banyak, sehingga kunci-kunci brankasnya saja dipikul oleh 40 orang masih sempoyongan, yang pada akhirnya karena kesombongan Qarun tersebut Allah ‘Azza wa Jalla menghukumnya dengan membalikkan rumah Qarun beserta harta bendanya masuk kedalam tanah, hingga sekarang kalau ada harta tersimpan di dalam tanah dikatakannya “harta karun”
b. Penghasilan yang tinggi (lebih dari cukup), pencari kekayaan yang tiada hentinya karena hanya ingin mengejar harta, sebetulnya sudah diisyaratkan Allah Swt. dalam QS.At Takatsur, bahwa manusia telah dilalaikan dengan berlomba-lomba mencari kekayaan dan bermegah-megahan dalam kehidupan dan ia akan terhenti kalau sudah masuk ke liang kubur, yang kelak di akhirat akan dimintai pertanggung jawabannya. Juga senada dengan maksud tersebut, Nabiyyullah Saw. memperingatkan bahwa manusia kalau diberi emas satu lembah maka akan minta dua lembah, kalau diberi lagi maka akan meminta lagi, dia akan berhenti kalau perutnya sudah diisi dengan tanah (mati). Berbahagialah bagi orang yang menyadarinya bahwa kekayaan adalah sarana untuk beribadah agar lebih khusu’ lagi.
c. Status sosial yang prestisius, lhatlah keadaan sehari-hari kehidupan dilingkungan kita, pencari status sosial yang tiada puas-puasnya, dari rakyat biasa kepingin jadi Lurah, kemudian ingin jadi Camat, terus meningkat terus ingin jadi, Bupati, Gubernur, Menteri akhirnya Presiden. Ingat pula Raja Fir’aun yang menjadi Raja dia ingin jadi tuhan, dan akhirnya karena lobanya akan kekuasaan, maka Allah ‘Azza wa Jalla menenggelamkan ke dalam Laut Merah bersama tentaranya mati konyol dan tidak diampuni dosanya. Itulah gambaran orang yang tak beriman.
d. Bakat di bidang kehidupan, bakat sebetulnya penting dalam kehidupan, karena ia akan punya nilai lebih dari manusia lainnya serta punya makna dalam kehidupan ini, namun kalau terlalu dibangga-banggakan kelebihan bakat yang ia punyai maka akan menimbul-kan kesombongan, seperti iblis yang dilaknat Allah Swt.
e. Kecantikan dan keindahan fisik, kecantikan dan keindahan tubuh adalah karunia Allah yang seharusnya disyukurinya, namun andaikata disalah gunakan untuk perbuatan maksiat malah menjadikan dosa, misalnya dipamerkan dimuka umum dengan tidak menutup aorat, karena ia bangga sekali punya kecantikan dan keindahan fisiknya. Ia akan rela mengeluarkan koceknya guna lebih memperindahnya lagi, sehingga kebutuhan yang primer akan dikalahkan guna kepentingannya yang skundair ini.
f. Kesempurnaan, tidak ada manusia yang sempurna, hanya dia sebagai manusia merasa yang paling sempurna. Sebagai contoh orang yang ingin memiliki mobil, rumah yang bagus untuk kesempurnaan kesenangannya, maka ia dengan segala cara, meskipun cara tak terpuji misal korupsi, menipu itupun akan ditempuhnya.
g. Hasrat untuk memilki berbagai macam barang mewah, Barang-barang mewah yang sebetulnya hanyalah sebagai kebutuhan skundair, namun bagi orang gemar kemewahan maka ia akan mengalahkan pula yang primernya, meskipun sebetulnya rumah tangganya berantakan namun ia lebih senang apabila dalam penampilannya kelihatannya seba mewah, dan banyak pula terdapat pada masyarakat kita.
Semoga kita dan karyawan  bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan sehingga tidak terjerumus kedalam kesengsaraan. Aamiin. Wassalamu’aliakum w.w.
Obrolan : Fit & Gembus by: Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar