Kamis, 10 Mei 2012

MENJERNIHKAN HATI NURANI


MENJERNIHKAN HATI NURANI

Bung Gembus dan Bung Gombloh terlibat pada diskusi perihal  bagaimana cara “MENJERNIHKAN HATI NURANI”, sedangkan Fit sebagai pendengar dan hanya senyum-senyum saja sambil memperhatikan perbincangan mereka. Tetapi rupa-rupanya setelah mentok, menemui jalan buntu diserahkan kepada Fit juga untuk memberikan penjelasannya.

“Kalau menginginkan kejernihan hati nurani sebetulnya ya sederhana saja, lha wong Allah suka kepada yang mudah dan tidak suka kepada yang sulit-sulit Asalkan saja kita setiap langkah dan setiap akan mengambil keputusan apapun, hendaklah yang dipakai landasan dasar atau tuntunannya ya dari Al Qur’an dan penjelasannya dari Hadits yang shahihah, agar kita menjadi orang yang taqwa kita harus mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sederhana kan?”, kata Fit sebagai pendahuluannya, kemudian sambungnya :” Cobalah kita cuplikan Al Qur’an dari Surat Al Mu’minuun, ayat 1 sampai dengan 11, yang kurang lebih artinya sebagai berikut :
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.”(QS.Al Mu’minuun, 23:1-11).
Beberapa pelajaran dari QS.Surat Al Mu’minuun ayat 1 sampai dengan ayat 11. Orang-orang yang akan mengalami keberuntungan akan mendapatkan surga Firdaus, yaitu :
              I.      Orang-orang beriman
           II.      Khusyu’ dalam shalatnya.
         III.      Menjauhkan diri dari lagho.
         IV.      Menunaikan zakat.
           V.      Menjaga farji.
         VI.      Memelihara amanat-amanat dan janjinya.
      VII.      Memelihara shalatnya.
    VIII.      Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, kekal di dalamnya.
I. Orang-orang yang beriman.
Keimanan, Ketauhidan atau aqidah adalah merupakan hal paling mendasar. Keimanan adalah kunci seseorang apakah dapat diterima atau ditolak amalan shalehnya; tanpa dilandasi keimanan maka semua amalan shalehnya tidak akan berguna lagi. Hakekat ke-imanan adalah mereka tak akan menyekutukan Allah Swt. Hanya Allahlah sesembahannya dan hanya kepadanyalah memohon pertolongannya.
II. Khusyu’ dalam shalatnya.
Pengertian khusyu’ dalam shalat adalah bahwa ia hadir hatinya dalam shalatnya. Luruskanlah muka (diri)mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlas-kankan ketaatanmu kepada-Nya (QS.7 :29). Shalatnya bersungguh-sungguh atau serius tetapi tidak tegang, berpasrah diri dihadapan Allah Swt. Shalatnya tidak mengeraskan suaranya dan tidak pula merendahkannya (QS.!7:110), tawadhu’, mengetahui arti apa yang sedang dibacanya dan dihayatinya dengan hati yang tulus bersih, tidak dilakukan dengan lalai dan riya’(QS.107: 5-6) Dalam shalatnya seolah-olah melihat (berperasaan) bahwa Allah Swt. berada dihadapannya, kalau tidak bisa melihat Dia yakinlah bahwa Allah sedang mengawasi kita (yang sedang shalat) (Hadits). Shalat adalah mi’rajul mu’minin, shalat adalah mi’rajnya orang-orang mu’min (Hadits).
Orang yang khusyu’ shalatnya adalah shalat yang mempunyai atsar atau bekas-bekas shalat, antaranya ialah bisa mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar (QS.29:45) Selain shalat bisa mencegah dan meninggalkan hal-hal yang keji dan mungkar shalat yang khusyu’ juga akan mempunyai dampak/bekas-bekas yang menjadikan ia menjadi mu’min yang shaleh antaranya ialah : menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
III. Menjauhkan diri dari lagho.
Lagha (laghwi) adalah perbuatan dan perkataan yang tak berguna atau tidak ada manfaatnya; atau mungkin bila ada manfaatnya paling hanya sedikit sekali yaitu hanya kepuasan hatinya saja, namun madharatnya atau kerugiannya jauh akan lebih besar dari pada kemanfaatannya. Perbuatan yang dianggap lagha antara lain: main kartu, gaple, bilyar, tidak baik apabila permainan tersebut digunakan untuk bermain judi yang dilarang dalam agama Islam; main game( play station) apabila ia akan melupakan waktu-waktu shalat, belajar dsb., mengobrol tanpa arah, mencela orang akhirnya akan menimbulkan permusuhan; memikirkan hal-hal yang tidak akan terjadi, bila ia kerjanya hanya berandai-andai; melamun, atau berkhayal, adalah perbuatan yang dilarang; akan tetapi apabila berfikir atau merenungi kebesaran Tuhannya malah dianjurkan; begadang, kalau salah-salah memilih teman akan menjerumuskan kemaksiat, misalnya perdagangan obat-obat terlarang narkotika, atau kegiatan kriminal lainnya; sebaiknya dikurangi sekecil mungkin begadang ini. Menonton TV, segi positifnya ialah pada tayangan yang sifatnya informatif dan mendidik ia akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, akan tetapi tayangan yang bersifat porno, horor, atau kriminalitas-sadisme, justru akan mendidik yang negatif bagi para pemirsanya; membaca yang tak perlu akan membuang-buang waktu dengan percuma. Pilihlah bacaan-bacan yang berguna, bermutu sehingga bisa meningkatkan karirnya sesuai bidang yang digelutinya. Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan, dengan membaca buku yang bermutu maka akan melebarlah cakrawala pandangannya.
IV. Menunaikan zakat.
Zakat atau pemberian sebagian harta benda kepada fakir miskin sesuai dengan syariat Islam hukumnya adalah wajib. Keutamaan zakat. (termasuk shadaqah dan infak) a.l.:membersihkan harta benda yang hakekatnya sebagian dari hartanya itu adalah milik orang miskin; membersihkan diri dari jiwa yang mempunyai sifat-sifat kikir, karena sifat kikir merusak dan mengotori jiwa; sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kepada kita berbagai macam keni’matan yang tiada terhitung banyaknya; pahala infak di jalan Allah akan berlipat 700 kali.(QS., 2: 261)
V. Menjaga farji, menjaga farji atau menjaga dari perbuatan zina atau menjaga kehormatan, merupakan keharusan bagi ummat manusia yang beriman, karena perbuatan zina adalah berbuatan yang terkutuk, keji dan jalan yang buruk, maka jangan didekati (QS.17:32).
VI. Memelihara amanat-amanat dan janjinya,
Amanat adalah kepercayaan, orang yang mengingkari amanat adalah pendusta. Dusta adalah perkataan yang penuh kebohongan. Kalau berkata-kata selalu tak bisa dipercaya; mengingkari amanat, mengingkari janji dan dusta adalah sejenis, maka mereka dikategorikan orang munafik.
VII. Memelihara shalatnya.
Memelihara shalat, ialah memelihara shalat fardhu-nya sehari semalam sebanyak lima kali dan tidak ada yang kosong, shalatnya dilakukan dengan khusyu’, shalatnya mempunyai dampak atau atsar menjadikan akhlaknya mulia; lebih utama lagi menjalankan shalat-shalat sunnah misalnya: Shalat Sunnah Rawatib (yang mengiringi shalat fardhu), Shalat Tahajud, Shalat Dhuha,Shalat Witir, Shalat Hajat dsb., insya Allah akan diampuni dosa-dosanya dan dimudahkan rizkinya dari Allah ‘Azza wa Jalla.
VIII. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.
Surga Firdaus adalah surga yang tinggi derajatnya, di surga akan kekal selamanya.
Firman-Nya, yang artinya:” Dan orang-orang yang beraqwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai  ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka  dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:” Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.”(QS. 39:73)
Nah itu sebagian dari ayat-ayat qauliyah Allah Swt. namun bisa menggambarkan bagaimana agar kita mendapatkan keberuntungan yang besar yaitu keberuntungan dunia dan akhirat, dan hanya “hati nurani yang jernih” atau tenang yang akan diterima Allah Swt. sebagai jiwa mutmainah yang mendapatkan panggilan khusus untuk masuk surga dari Rabb-Nya di akhirat kelak. Semoga kita dapat menjernihkan “hati nurani” kita, jangan biarkan dikotori dengan dosa dan kefasikan, karena syaitan sangat senang paga hati yang kotor. Semoga Allah meridhai-Nya,. Amin ya Rabbal ‘alamin. Wassalamu’alaikum w.w.

Obrolan Fit & Gembus by Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar