MENJERNIHKAN HATI
NURANI
Bung Gembus dan Bung Gombloh terlibat pada
diskusi perihal bagaimana cara “MENJERNIHKAN HATI NURANI”, sedangkan Fit
sebagai pendengar dan hanya senyum-senyum saja sambil memperhatikan
perbincangan mereka. Tetapi rupa-rupanya setelah mentok, menemui jalan buntu
diserahkan kepada Fit juga untuk memberikan penjelasannya.
“Kalau menginginkan kejernihan hati nurani sebetulnya ya sederhana saja, lha wong Allah
suka kepada yang mudah dan tidak suka kepada yang sulit-sulit Asalkan saja kita
setiap langkah dan setiap akan mengambil keputusan apapun, hendaklah yang
dipakai landasan dasar atau tuntunannya ya dari Al Qur’an dan penjelasannya
dari Hadits yang shahihah, agar kita menjadi orang yang taqwa kita harus mengikuti
semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sederhana kan?”, kata Fit sebagai pendahuluannya,
kemudian sambungnya :” Cobalah kita cuplikan Al Qur’an dari Surat Al Mu’minuun,
ayat 1 sampai dengan 11, yang kurang lebih artinya sebagai berikut :
”Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang orang yang khusyu’ dalam
shalatnya, dan orang-orang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka
miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang
di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan
orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (yakni) akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.”(QS.Al
Mu’minuun, 23:1-11).
Beberapa pelajaran dari QS.Surat Al Mu’minuun ayat 1
sampai dengan ayat 11. Orang-orang yang akan mengalami keberuntungan akan
mendapatkan surga Firdaus, yaitu :
I.
Orang-orang
beriman
II.
Khusyu’ dalam
shalatnya.
III.
Menjauhkan
diri dari lagho.
IV.
Menunaikan zakat.
V.
Menjaga
farji.
VI.
Memelihara
amanat-amanat dan janjinya.
VII. Memelihara shalatnya.
VIII. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi
surga Firdaus, kekal di dalamnya.
I.
Orang-orang yang beriman.
Keimanan, Ketauhidan atau aqidah adalah merupakan hal
paling mendasar. Keimanan adalah kunci seseorang apakah dapat diterima atau
ditolak amalan shalehnya; tanpa dilandasi keimanan maka semua amalan shalehnya
tidak akan berguna lagi. Hakekat ke-imanan adalah mereka tak akan menyekutukan
Allah Swt. Hanya Allahlah sesembahannya dan hanya kepadanyalah memohon
pertolongannya.
II.
Khusyu’ dalam shalatnya.
Pengertian khusyu’ dalam shalat adalah bahwa
ia hadir hatinya dalam shalatnya. Luruskanlah
muka (diri)mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlas-kankan
ketaatanmu kepada-Nya (QS.7 :29). Shalatnya
bersungguh-sungguh atau serius tetapi tidak tegang, berpasrah diri dihadapan
Allah Swt. Shalatnya tidak mengeraskan suaranya dan tidak pula merendahkannya (QS.!7:110),
tawadhu’, mengetahui arti apa yang sedang
dibacanya dan dihayatinya dengan hati yang tulus bersih, tidak dilakukan dengan
lalai dan riya’(QS.107: 5-6) Dalam
shalatnya seolah-olah melihat (berperasaan) bahwa Allah Swt. berada
dihadapannya, kalau tidak bisa melihat Dia yakinlah bahwa Allah sedang
mengawasi kita (yang sedang shalat) (Hadits). Shalat adalah mi’rajul mu’minin, shalat adalah
mi’rajnya orang-orang mu’min (Hadits).
Orang yang khusyu’ shalatnya adalah shalat yang
mempunyai atsar atau bekas-bekas
shalat, antaranya ialah bisa mencegah
dari perbuatan yang keji dan mungkar (QS.29:45) Selain shalat bisa mencegah
dan meninggalkan hal-hal yang keji dan mungkar shalat yang khusyu’ juga akan
mempunyai dampak/bekas-bekas yang menjadikan ia menjadi mu’min yang shaleh
antaranya ialah : menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
III.
Menjauhkan diri dari lagho.
Lagha (laghwi) adalah perbuatan dan perkataan
yang tak berguna atau tidak ada manfaatnya; atau mungkin bila ada manfaatnya
paling hanya sedikit sekali yaitu hanya kepuasan hatinya saja, namun
madharatnya atau kerugiannya jauh akan lebih besar dari pada kemanfaatannya. Perbuatan
yang dianggap lagha antara lain: main kartu, gaple, bilyar, tidak baik
apabila permainan tersebut digunakan untuk bermain judi yang dilarang dalam
agama Islam; main game( play station)
apabila ia akan melupakan waktu-waktu shalat, belajar dsb., mengobrol tanpa arah, mencela orang akhirnya akan menimbulkan
permusuhan; memikirkan hal-hal yang tidak
akan terjadi, bila ia kerjanya hanya berandai-andai; melamun, atau berkhayal, adalah perbuatan yang dilarang; akan
tetapi apabila berfikir atau merenungi kebesaran Tuhannya malah dianjurkan; begadang, kalau salah-salah memilih teman
akan menjerumuskan kemaksiat, misalnya perdagangan obat-obat terlarang
narkotika, atau kegiatan kriminal lainnya; sebaiknya dikurangi sekecil mungkin
begadang ini. Menonton TV, segi
positifnya ialah pada tayangan yang sifatnya informatif dan mendidik ia akan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, akan tetapi tayangan yang bersifat
porno, horor, atau kriminalitas-sadisme, justru akan mendidik yang negatif bagi
para pemirsanya; membaca yang tak perlu
akan membuang-buang waktu dengan percuma. Pilihlah bacaan-bacan yang berguna,
bermutu sehingga bisa meningkatkan karirnya sesuai bidang yang digelutinya.
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan, dengan membaca buku yang bermutu maka
akan melebarlah cakrawala pandangannya.
IV. Menunaikan zakat.
Zakat atau pemberian sebagian harta benda
kepada fakir miskin sesuai dengan syariat Islam hukumnya adalah wajib. Keutamaan
zakat. (termasuk shadaqah dan infak) a.l.:membersihkan
harta benda yang hakekatnya sebagian dari hartanya itu adalah milik orang
miskin; membersihkan diri dari jiwa yang mempunyai sifat-sifat kikir, karena
sifat kikir merusak dan mengotori jiwa; sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Allah yang telah memberikan kepada kita berbagai macam keni’matan yang tiada
terhitung banyaknya; pahala infak di jalan Allah akan berlipat 700 kali.(QS., 2: 261)
V.
Menjaga farji, menjaga farji
atau menjaga dari perbuatan zina atau menjaga kehormatan, merupakan keharusan
bagi ummat manusia yang beriman, karena perbuatan zina adalah berbuatan yang
terkutuk, keji dan jalan yang buruk, maka jangan didekati (QS.17:32).
VI.
Memelihara amanat-amanat dan janjinya,
Amanat adalah kepercayaan, orang yang
mengingkari amanat adalah pendusta. Dusta adalah perkataan yang penuh
kebohongan. Kalau berkata-kata selalu tak bisa dipercaya; mengingkari amanat,
mengingkari janji dan dusta adalah sejenis, maka mereka dikategorikan orang
munafik.
VII.
Memelihara shalatnya.
Memelihara shalat, ialah memelihara shalat
fardhu-nya sehari semalam sebanyak lima kali dan tidak ada yang kosong,
shalatnya dilakukan dengan khusyu’, shalatnya mempunyai dampak atau atsar
menjadikan akhlaknya mulia; lebih utama lagi menjalankan shalat-shalat sunnah
misalnya: Shalat Sunnah Rawatib (yang mengiringi shalat fardhu), Shalat
Tahajud, Shalat Dhuha,Shalat Witir, Shalat Hajat dsb., insya Allah akan
diampuni dosa-dosanya dan dimudahkan rizkinya dari Allah ‘Azza wa Jalla.
VIII.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di
dalamnya.
Surga Firdaus adalah surga yang tinggi
derajatnya, di surga akan kekal selamanya.
Firman-Nya,
yang artinya:” Dan orang-orang yang beraqwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam
surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya:” Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu!
Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.”(QS. 39:73)
Nah
itu sebagian dari ayat-ayat qauliyah Allah Swt. namun bisa menggambarkan bagaimana
agar kita mendapatkan keberuntungan yang besar yaitu keberuntungan dunia dan
akhirat, dan hanya “hati nurani yang
jernih” atau tenang yang akan
diterima Allah Swt. sebagai jiwa
mutmainah yang mendapatkan panggilan khusus untuk masuk surga dari Rabb-Nya
di akhirat kelak. Semoga kita dapat menjernihkan “hati nurani” kita, jangan biarkan dikotori dengan dosa dan
kefasikan, karena syaitan sangat senang paga hati yang kotor. Semoga Allah
meridhai-Nya,. Amin ya Rabbal ‘alamin. Wassalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus by Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar