WAHAI IBU
PERTIWI
“Assalamu’laikum
warahmatullahi wabarakatuh.” Uluk salam Bung Gembus kepada Fitrianto dan
Gombloh, di Balai Rt. Taman Indah Desa Waru Doyong. Keduanya menyahut seren-tak:
” Wa’alaikumussalam warah matullahi wabarakatuh”. Gembus-pun memulai bicara :”
Begini Mas Fit dan Bung Gombloh, saya semalaman ngarang puisi, ya untuk ngisi
waktu luang aja, karena agak sulit tidur, jadi saya coba orek-orekan diatas
kertas sambil memikirkan betapa sedihnya Ibu Pertiwi melihat tanah tumpah darah
kita carut-marut begini.” Rupa-rupanya Gombloh-pun tertarik juga omongan
Gembus, maka dimintanya Gembus membacakannya, Gembus-pun melaksanakan puisi
readingnya :”
Inilah
puisi karya Bung Gembus dengan judul :
“ WAHAI
IBU PERTIWI “
Wahai Ibu
Pertiwi, tanah tumpah darah kami.
Janganlah engkau tangisi, mengucurkan
air mata murni, serta bersusah hati.
Banyak orang yang berpenyakit
hati ? Hingga dikau Bunda bersedih hati ?
Kekayaan negeri dihabisi, BUMN
andalan dijuali, kita bagai tamu di negerinya sendiri.
Sumber devisa dan profit lari,
keluar negeri, pedih rasa pilu dihati, rakyatnya gigit jari.
Karena banyak nian para petinggi,
yang tak punya “hati nurani”, ngeri,
ngeri, ngeri sekali.
Wahai
pejabat yang masih hidup, yang gemar nepotis kolusi dan korup.
Berapapun jua
yang kamu raup, yang engkau telan masih saja belum cukup.
Gunung emas
menjulang melebihi Gunung Uhud, lewat Free Porth kau angkut.
Hutan-hutan
engkau sikut, kau gunduli hingga marga satwa pada kalang kabut.
Musim kering
sungai jadi surut, musim hujan jadi banjir bikin kalut, devisa negara jadi ciut.
Hutang lewat
IMF bikin ribut, menjadikan bangkrut, krisis ekonomi tambah akuut..
Wahai para
petinggi Negara yang kita seharusnya berbangga, hormat dan mulia.
Betulkah puluhan ribu intel asing
berada, kelimpungan di nusantara kita?
Apakah mereka menjamin keamanan
terjaga, dan kita tidak malu dibuatnya?
Atau sebaliknya mereka punya
acara, untuk kepentingan negara pengirimnya ?
Ataukah kita tidak mendapatkan
kepercayaan dunia ? Atau kita hanya dikibulin aja?
Siapakah sebetulnya dalang
terorisnya? Apa bukan negara asing yang rakus dan durhaka?
Wahai
rakyat Indonesia
yang sebangsa denganku, marilah kita bersatu-padu.
Bangkit,
bangunlah negeri ini agar maju, keluar dari keterpurukan yang menggangu.
Kebersamaan
Bhineka Tunggal Ika yang satu, dan Wawasan Hankamrata yang jitu.
Wahai Ibu
Pertiwi-ku, hati-nuranimu tulus bagai salju, hapuslah linangan air matamu,
Karena Legislatif,
Eksekutif, KPU, KPUD jadi pilu, mereka yang KKN mulai diketuk palu,
Harapan rakyat
yang lugu, jangan dijadikan sandiwara melulu, Tuhan Maha Tahu !”
Demikianlah Bung Gembus
mengakhiri baca puisinya, karena intonasi serta ekspresi-nya bisa menjiwai
sehingga Fit dan Gomblohpun terbengong-bengong dibuatnya, kemudian Gombloh-pun
berujar :“ Aduh, bisa juga kau Mbus bikin puisi, nyontek dimana ? Ngritik
ngkali yee?” Gembuspun menyahut :” Itu sih karangan asli gue, ya aku pernah baca
koran, kuingat-ingat, kucoba kukaji lewat hati
nuraniku, lha itulah yang keluar sebagai “KATA HATI”-ku. Tapi tolong dong Mas Fit, dikasih komentarnya
menurut Mas Fit.” Kata Gembus meminta pendapat Fitrianto.
Fitrianto-pun
menjelaskannya :” Aduh Bung, puisimu betul-betul menyentuh hati-nurani yang
mendengarnya, betapa tidak sedih “Ibu pertiwi”
yang melihat tingkah polah manusia yang yang tak punya “hati nurani” menguras kekayaan dalam negeri, menggunduli
hutan-hutan kekayaan alam sebagai paru-paru dunia, baik dengan cara yang legal
maupun illegal. Kita juga sering dengar lewat media cetak tentang aset-aset
sumber devisa yang dijual keluar negeri, hingga yang menerima keuntungan juga
orang manca negara, yang kabarnya hasil jualnya untuk nutup lobang gali lobang,
hutang luar negeri yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda yang
menggembirakan. Mengenai intel asing kabarnya negara kita bekerja sama dengan
Interpol Manca Negara, untuk memberantas para teroris yang dilakukan oleh
kelompok J.I., namun menurut keterangan SBY. ketika wawancara Calon Presiden R.I. di T.V., ketika
beliau ditanya oleh penanya, beliau menjawab bahwa J.I. yang dituduhkan negara
asing sebetulnya di Indonesia
tidak ada, yang ada malah di negara tetangga kita. Prediksi Fit para teroris
itu adalah orang yang kena penyakit jiwa,
konyol dan bodoh karena mau dijadikan begundal negara asing, tega-teganya
mereka mencemarkan nama baik Indonesia dan menjatuhkan citra Indonesia di mata
dunia, dan menjatuhkan nama baik Islam yang sangat toleran terhadap agama lain.
Diperkirakan para teroris telah digembleng dengan aliran sesat di luar negeri
hingga “kehilangan jati diri dan hati
nurani” terbukti mau menjual negara dan agamanya sendiri.
Dalam
penutup syair itu dihimbau agar hukum ditegakkan, karena rakyat sudah bosan
dengan tingkah laku KKN, baik di legislative, eksekutif, yudikatif, KPU maupun
KPUD dan kelihatannya dimana-mana juga ada KKN., ya mudah-mudahan harapan
rakyat sesuai janji Capres dulu akan memberantas KKN. bila terpilih jadi
Presiden, beliau punya slogan akan membangun “bersatu padu kita sejahtera.” Amin ya Rabbal’alamin.
Perihal
Ibu Pertiwi menangis, itu adalah gaya bahasa metafora atau gaya bahasa kiasan,
namun dibalik itu memanglah bahwa bumi adalah makhluk Allah, semua ciptaan-Nya
adalah makhluk Allah Swt. yang nantinya di alam akhirat, pada waktu Hari
Penghisaban di Padang Mahsyar juga akan menjadi saksi atas tingkah laku
manusia, yang telah berbuat sewenang-wenang.
Nah
untuk itulah perlunya kita kembali kepada pegangan kita Al Qur’an dan Hadits.
Al
Quran pada dasarnya datang dengan tujuan utama agar menjadi kitab hidayah bagi
penyejuk jiwa, petunjuk bagi ruhani, dan perbaikan bagi hati nurani. Tujuan
pertama yang dikehendaki Allah Swt. adalah mengobati “penyakit kejiwaan” manusia sehingga jiwa mereka menjadi bersih,
suci, lurus, dan mengetahui permasalahan sesuai dengan hakikatnya, sehingga
setiap manusia hanya memiliki satu tujuan hidup, dengan muatan kebenaran,
keindahan, keadilan dan ke-hormatan. Dengan demikian, tujuan pertama Al Quran
adalah perbaikan “hati-nurani”,
Firman-Nya:
”Demi
jiwa serta penyempurnaanya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (tahu jalan)
kefasikan dan (tahu jalan) ketaqwaan. Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya. “(Asy Syam:7-10).
Jika
Al Quran memfokuskan perbaikanya pada “hati
nurani” manusia, ia juga tidak mengabaikan perbaikan yang bersifat operasional,
agar manusia tidak kebingungan tanpa petunjuk. Dalam hal ini, Al Quran tidak
hanya membicarakan perbaikan-perbaikan secara parsial, tetapi membicarakanya
secara lengkap, bijaksana, menyentuh seluruh aspek permasalahan hidup dan
menghasilkan kebaikan di setiap waktu dan tempat. Karena sektor ekonomi
merupakan sektor yang senantiasa berubah mengikuti perubahan situasi, Al Quran
memberikan sentuhan-sentuhan global terhadap masalah ini serta meletakan
kaidah-kaidah yang bisa memberikan jaminan bagi orang untuk mengambil
manfaat-manfaatnya dan menjauhi keburukan-keburukannya.
Al
Quran memandang kekayaan sebagai kenikmatan dalam kehidupan dunia dan sarana
mempermudah kehidupan untuk beribadah. Sebagian paham filsafat menempatkan
harta sebagai sarana untuk mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, sedangkan
kedua hal tersebut merupakan tujuan hidup manusia. Hal ini membuat umat manusia
saling “memakan” antara satu dengan
lainya. Namun Islam datang dengan pandangan yang proporsional. Harta sendiri
tidak mempunyai nilai apa-apa dilihat dari dzatnya. Nilai harta ditentukan oleh
apa yang dihasilkannya. Jika ia menghasil-kan kebaikan, pemiliknya akan
mendapatkan kebaikan, tetapi jika ia menghasilkan kejahatan, pemiliknya juga
akan ditimpa balasan dari kejahatanya itu. Firman-Nya yang artinya:
“Adapun
orang-orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa. Dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan
baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa. (QS.Al Lail:5-11)
Allah Swt. memperingatkan orang-orang yang
serakah terhadap harta. Firman-Nya :
Artinya:” Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadap perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al Isra, 17: 16)
Rasulullah Saw. bersabda:” Kalau makanannya yang haram, minumannya
yang haram, dan pakaiannya dari usaha yang haram, dia dibesarkan dari harta
yang haram, bagaimana Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim dari Abu
Hurairah R.a.)
Rasulullah Saw. bersabda:” Tanda-tanda orang munafiq ada tiga macam:
1. Jika berkata lalu ia berdusta.
2. Jika berjanji
ia menyeleweng.
3. Jika dipercaya
lalu ia berkhianat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Rasulullah Saw.bersabda:“Jika pada seorang manusia lalu memiliki dua
lembah yang berisi harta, maka ia akan menginginkan lembah ketiga. Dan tidak
akan penuhlah (puas) perut manusia itu kecuali dengan tanah (mati), dan akan
bertobatlah pada Allah bagi manusia yang akan bertobat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Kiranya
cukup sekian dulu penjelasan saya mudah-mudahan Negara kita dijauhkan dari
perbuatan KKN, dan kejahatan para teroris yang mengotori Bumi Pertiwi, dan kita
galang kesatuan dan persatuan bangsa sesuai dengan semboyan “bersatu padu kita menuju sejahtera” Amin Ya
Rabbal’alamin. Wassalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus By Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar