Jumat, 11 Mei 2012

WAHAI IBU PERTIWI


WAHAI IBU PERTIWI
“Assalamu’laikum warahmatullahi wabarakatuh.” Uluk salam Bung Gembus kepada Fitrianto dan Gombloh, di Balai Rt. Taman Indah Desa Waru Doyong. Keduanya menyahut seren-tak: ” Wa’alaikumussalam warah matullahi wabarakatuh”. Gembus-pun memulai bicara :” Begini Mas Fit dan Bung Gombloh, saya semalaman ngarang puisi, ya untuk ngisi waktu luang aja, karena agak sulit tidur, jadi saya coba orek-orekan diatas kertas sambil memikirkan betapa sedihnya Ibu Pertiwi melihat tanah tumpah darah kita carut-marut begini.” Rupa-rupanya Gombloh-pun tertarik juga omongan Gembus, maka dimintanya Gembus membacakannya, Gembus-pun melaksanakan puisi readingnya :”

Inilah puisi karya Bung Gembus dengan judul :
WAHAI IBU PERTIWI “
Wahai Ibu Pertiwi, tanah tumpah darah kami.
Janganlah engkau tangisi, mengucurkan air mata murni, serta bersusah hati.
Banyak orang yang berpenyakit hati ? Hingga dikau Bunda bersedih hati ?
Kekayaan negeri dihabisi, BUMN andalan dijuali, kita bagai tamu di negerinya sendiri.
Sumber devisa dan profit lari, keluar negeri, pedih rasa pilu dihati, rakyatnya gigit jari.
Karena banyak nian para petinggi, yang tak punya “hati nurani”, ngeri, ngeri, ngeri sekali.
Wahai pejabat yang masih hidup, yang gemar nepotis kolusi dan korup.
Berapapun jua yang kamu raup, yang engkau telan masih saja belum cukup.
Gunung emas menjulang melebihi Gunung Uhud, lewat Free Porth kau angkut.
Hutan-hutan engkau sikut, kau gunduli hingga marga satwa pada kalang kabut.
Musim kering sungai jadi surut, musim hujan jadi banjir bikin kalut, devisa negara jadi ciut.
Hutang lewat IMF bikin ribut, menjadikan bangkrut, krisis ekonomi tambah akuut..
Wahai para petinggi Negara yang kita seharusnya berbangga, hormat dan mulia.
Betulkah puluhan ribu intel asing berada, kelimpungan di nusantara kita?
Apakah mereka menjamin keamanan terjaga, dan kita tidak malu dibuatnya?
Atau sebaliknya mereka punya acara, untuk kepentingan negara pengirimnya ?
Ataukah kita tidak mendapatkan kepercayaan dunia ? Atau kita hanya dikibulin aja?
Siapakah sebetulnya dalang terorisnya? Apa bukan negara asing yang rakus dan durhaka?
Wahai rakyat Indonesia yang sebangsa denganku, marilah kita bersatu-padu.
Bangkit, bangunlah negeri ini agar maju, keluar dari keterpurukan yang menggangu.
Kebersamaan Bhineka Tunggal Ika yang satu, dan Wawasan Hankamrata yang jitu.
Wahai Ibu Pertiwi-ku, hati-nuranimu tulus bagai salju, hapuslah linangan air matamu,
Karena Legislatif, Eksekutif, KPU, KPUD jadi pilu, mereka yang KKN mulai diketuk palu,
Harapan rakyat yang lugu, jangan dijadikan sandiwara melulu, Tuhan Maha Tahu !”
Demikianlah Bung Gembus mengakhiri baca puisinya, karena intonasi serta ekspresi-nya bisa menjiwai sehingga Fit dan Gomblohpun terbengong-bengong dibuatnya, kemudian Gombloh-pun berujar :“ Aduh, bisa juga kau Mbus bikin puisi, nyontek dimana ? Ngritik ngkali yee?” Gembuspun menyahut :” Itu sih karangan asli gue, ya aku pernah baca koran, kuingat-ingat, kucoba kukaji lewat hati nuraniku, lha itulah yang keluar sebagai “KATA HATI”-ku. Tapi tolong dong Mas Fit, dikasih komentarnya menurut Mas Fit.” Kata Gembus meminta pendapat Fitrianto.
Fitrianto-pun menjelaskannya :” Aduh Bung, puisimu betul-betul menyentuh hati-nurani yang mendengarnya, betapa tidak sedih “Ibu pertiwi” yang melihat tingkah polah manusia yang yang tak punya “hati nurani” menguras kekayaan dalam negeri, menggunduli hutan-hutan kekayaan alam sebagai paru-paru dunia, baik dengan cara yang legal maupun illegal. Kita juga sering dengar lewat media cetak tentang aset-aset sumber devisa yang dijual keluar negeri, hingga yang menerima keuntungan juga orang manca negara, yang kabarnya hasil jualnya untuk nutup lobang gali lobang, hutang luar negeri yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda yang menggembirakan. Mengenai intel asing kabarnya negara kita bekerja sama dengan Interpol Manca Negara, untuk memberantas para teroris yang dilakukan oleh kelompok J.I., namun menurut keterangan SBY. ketika wawancara Calon Presiden R.I. di T.V., ketika beliau ditanya oleh penanya, beliau menjawab bahwa J.I. yang dituduhkan negara asing sebetulnya di Indonesia tidak ada, yang ada malah di negara tetangga kita. Prediksi Fit para teroris itu adalah orang yang kena penyakit jiwa, konyol dan bodoh karena mau dijadikan begundal negara asing, tega-teganya mereka mencemarkan nama baik Indonesia dan menjatuhkan citra Indonesia di mata dunia, dan menjatuhkan nama baik Islam yang sangat toleran terhadap agama lain. Diperkirakan para teroris telah digembleng dengan aliran sesat di luar negeri hingga “kehilangan jati diri dan hati nurani” terbukti mau menjual negara dan agamanya sendiri.
Dalam penutup syair itu dihimbau agar hukum ditegakkan, karena rakyat sudah bosan dengan tingkah laku KKN, baik di legislative, eksekutif, yudikatif, KPU maupun KPUD dan kelihatannya dimana-mana juga ada KKN., ya mudah-mudahan harapan rakyat sesuai janji Capres dulu akan memberantas KKN. bila terpilih jadi Presiden, beliau punya slogan akan membangun “bersatu padu kita sejahtera.” Amin ya Rabbal’alamin.
Perihal Ibu Pertiwi menangis, itu adalah gaya bahasa metafora atau gaya bahasa kiasan, namun dibalik itu memanglah bahwa bumi adalah makhluk Allah, semua ciptaan-Nya adalah makhluk Allah Swt. yang nantinya di alam akhirat, pada waktu Hari Penghisaban di Padang Mahsyar juga akan menjadi saksi atas tingkah laku manusia, yang telah berbuat sewenang-wenang.
Nah untuk itulah perlunya kita kembali kepada pegangan kita Al Qur’an dan Hadits.
Al Quran pada dasarnya datang dengan tujuan utama agar menjadi kitab hidayah bagi penyejuk jiwa, petunjuk bagi ruhani, dan perbaikan bagi hati nurani. Tujuan pertama yang dikehendaki Allah Swt. adalah mengobati “penyakit kejiwaan” manusia sehingga jiwa mereka menjadi bersih, suci, lurus, dan mengetahui permasalahan sesuai dengan hakikatnya, sehingga setiap manusia hanya memiliki satu tujuan hidup, dengan muatan kebenaran, keindahan, keadilan dan ke-hormatan. Dengan demikian, tujuan pertama Al Quran adalah perbaikan “hati-nurani”, Firman-Nya:
Demi jiwa serta penyempurnaanya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (tahu jalan) kefasikan dan (tahu jalan) ketaqwaan. Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya. “(Asy Syam:7-10).
Jika Al Quran memfokuskan perbaikanya pada “hati nurani” manusia, ia juga tidak mengabaikan perbaikan yang bersifat operasional, agar manusia tidak kebingungan tanpa petunjuk. Dalam hal ini, Al Quran tidak hanya membicarakan perbaikan-perbaikan secara parsial, tetapi membicarakanya secara lengkap, bijaksana, menyentuh seluruh aspek permasalahan hidup dan menghasilkan kebaikan di setiap waktu dan tempat. Karena sektor ekonomi merupakan sektor yang senantiasa berubah mengikuti perubahan situasi, Al Quran memberikan sentuhan-sentuhan global terhadap masalah ini serta meletakan kaidah-kaidah yang bisa memberikan jaminan bagi orang untuk mengambil manfaat-manfaatnya dan menjauhi keburukan-keburukannya.
Al Quran memandang kekayaan sebagai kenikmatan dalam kehidupan dunia dan sarana mempermudah kehidupan untuk beribadah. Sebagian paham filsafat menempatkan harta sebagai sarana untuk mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, sedangkan kedua hal tersebut merupakan tujuan hidup manusia. Hal ini membuat umat manusia saling “memakan” antara satu dengan lainya. Namun Islam datang dengan pandangan yang proporsional. Harta sendiri tidak mempunyai nilai apa-apa dilihat dari dzatnya. Nilai harta ditentukan oleh apa yang dihasilkannya. Jika ia menghasil-kan kebaikan, pemiliknya akan mendapatkan kebaikan, tetapi jika ia menghasilkan kejahatan, pemiliknya juga akan ditimpa balasan dari kejahatanya itu. Firman-Nya yang artinya:
Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS.Al Lail:5-11)
Allah Swt. memperingatkan orang-orang yang serakah terhadap harta. Firman-Nya :
Artinya:” Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al Isra, 17: 16)
Rasulullah Saw. bersabda:” Kalau makanannya yang haram, minumannya yang haram, dan pakaiannya dari usaha yang haram, dia dibesarkan dari harta yang haram, bagaimana Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim dari Abu Hurairah R.a.)
Rasulullah Saw. bersabda:” Tanda-tanda orang munafiq ada tiga macam:
1. Jika berkata lalu ia berdusta.
2. Jika berjanji ia menyeleweng.
3. Jika dipercaya lalu ia berkhianat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Rasulullah Saw.bersabda:“Jika pada seorang manusia lalu memiliki dua lembah yang berisi harta, maka ia akan menginginkan lembah ketiga. Dan tidak akan penuhlah (puas) perut manusia itu kecuali dengan tanah (mati), dan akan bertobatlah pada Allah bagi manusia yang akan bertobat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Kiranya cukup sekian dulu penjelasan saya mudah-mudahan Negara kita dijauhkan dari perbuatan KKN, dan kejahatan para teroris yang mengotori Bumi Pertiwi, dan kita galang kesatuan dan persatuan bangsa sesuai dengan semboyan “bersatu padu kita menuju sejahtera” Amin Ya Rabbal’alamin. Wassalamu’alaikum w.w.
Obrolan Fit & Gembus By Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar