PIDATO KEERTEAN
Pak
Masran sebagai Ketua Rt. rupa-rupanya sedang dikerjain oleh Ketua
Panitia HUT.RI., agar dia berpidato sekaligus pembinaan warganya. Ini memang “pokalnya” Bung Gembus yang tidak mau
kalah dengan Pemerintahan Pusat, kalau ditingkat pusat ada “Pidato Kenegaraan” pada HUT.RI., maka ditingkat Rt.nya Bung Gembus
ada “PIDATO KE-ERTE-AN”. Setelah
beberapa acara pra acara seperti lazimnya dalam memperingati HUT.RI., termasuk
pula di dalamnya terdapat nyanyian lagu-lagu wajib oleh “Remaja Masjid Raudhatul Mu’minin” yang ada di wilayah Rt.-nya dan
dibuka dengan bacaan “basmallah” oleh
Ketua Panitia yaitu Bung Gembus, maka Pak Masran yang sebagai Ketua Rt.
dipersilahkan oleh Ketua Panitia HUT.RI. untuk memberikan pidato tunggal
sekaligus penceramah guna peningkatan
“Sumber Daya Manusia “ di tingkat Rt, dengan judul “PIDATO KEERTEAN”
Pak Masran naik ke mimbar kemudian berpidato dengan diawali
terlebih dahulu dengan salam :” Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh,”
hadirinpun menjawab serentak dengan : ”Wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wa
barakatuh” Pak Ketua melanjutkan :” Alhamdulillahi rabbil’alaimin, segala puji
dan syukur kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, kepada Rabb Yang Maha Pemberi
Cahaya Kebenaran, dari pada-Nya kita mendapatkan sumber “kata hati yang bersih dan bersifat mulia”. Allah Yang Maha Kuasa
telah memberikan kita ilham dapat
membedakan mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk seperti firman-Nya
yang artinya :
”Dan
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu kefasikan (tahu jalan keburukan) dan ketaqwaannya (tahu jalan kebenaran),
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotori-nya. (QS. Asy Syams, 91: 7-10)
Shalawat
serta salam bagi Nabi Besar Muhammad Saw., dan keluarganya, dan para
shahabatnya dan semua ummatnya yang cinta kepadanya. Nabi kita telah memberikan
dan menyampai-kan kepada kita semua risalah keislamannya yang telah terbukti
kebenarannya.
Amma
Ba’du, lain dari pada itu perkenankanlah kami atas nama seluruh Pengurus Rt.
mengucapkan selamat HUT. RI. Kepada semua warga Rt., serta ucapan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada semua kepanitiaan yang terlibat dalam HUT.RI. Ke
60 tingkat Rt.01’Rw.XX, dalam Rt. Taman Indah, Desa Waru Doyong yang tercinta.
Marilah kita syukuri atas karunia Allah ‘Azza wa Jalla, atas kemerdekaan RI
ini, semoga atas jasa-jasa para Pahlawan yang telah brjuang membela tanah
tumpah darah tercinta ini dibalas Allah sesuai dengan amal bhaktinya. Aamiiin.
Para hadirin yang kami
mulyakan, sungguh beruntung bagi manusia yang mendapatkan karunia Allah Swt.
kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik-pernik kebaikan yang diperlihatkan
Allah kepada hamba-Nya. Derajat kemuliaan seseorang dapat dinilai dari
bagaimana pengamalan kebaikannya yaitu
bisa mempunyai nilai manfaat bagi orang lain. Sabda Rasulullah Saw. :” Sebaik-baik manusia di antaramu adalah
yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”. (HR.Tirmidzi).
Marilah
kita coba untuk membuat klasifikasi manusia dengan meniru klasifikasi yang
biasa digunakan dalam hukum Islam yaitu :”
Wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram”
~ Kategori manusia wajib
(sebaik-baik sifat manusia).
Manusia wajib ditandai dengan adanya (keberadaannya) sangat
dirindukan pada lingkung-annya, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat
orang disekitarnya tercuri, artinya kalau ia sedang tiada (pergi) maka
lingkungannya merasa kehilangan akan kehadirannya. Tanda-tanda lain adalah ia
itu pemalu, malu untuk berbuat maksiat, jarang mengganggu orang lain, sehingga
orang lain akan merasa aman darinya. Peri laku kesehariannya lebih banyak
kebaikannya, merasa nikmat apabila bisa berbuat kebajikan, ucapannya terpelihara,
ia hemat kata-kata, lebih banyak berbuat kebaikan dari pada bicara yang tak
berguna. Sedikit kesalahan, tidak mau mencampuri urusan orang lain yang bukan
urusannya, menjaga silaturrahmi, berwibawa, penyabar, selalu berterima kasih
pada orang yang membantu mengatasi kesulitannya, penyantun, lemah lembut, bisa
menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu, serta penuh kasih sayang sesamanya.
Ia jauh dari pada kebiasaannya melaknat orang lain, memaki-maki,
memfitnah, menggunjing, bersifat tergesa-gesa, dengki, bakhil, penghasut,
tetapi justru sebaliknya ia menunjukkan muka yang selalu berseri-seri, wajah
cerah, ramah-tamah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, dan
marahpun karena Allah Swt., subhanallah demikian indah kehidupannya.
Keramahannya menjadi penyejuk hati bagi kawan bicaranya meskipun yang diajak
bicara sedang membara hatinya; kata-katanya selalu terpateri dihati yang
mendengarnya. Kategori manusia wajib pastilah bermanfaat dan kalau
keberadaannya tidak ada (pergi) maka orang akan merasa kehilangan. Begitulah
akhlak yang baik atau mulia itu sehingga wajarlah ia mendapat predikat “ sebaik-baik sifat manusia ”.
Apabila ia sebagai karyawan/pejabat, ia akan memiliki ciri-ciri :
keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, kalau ia pergi maka ketiadaannya
sangat dirasakan kehilangan. Dia sangat disukai karena ia sangat mengesankan,
wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiakan
siapapun yang berjumpa dengannya. Tutur katanya sopan sehingga tak melukai
siapaun yang mendengarnya, bahkan pembicaraanya sangat bijak, menjadi penyejuk
hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan
sebagai suruhan, orang akan merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi
harapannya dan tak merasakan tertekan. Akhlaknya sangat mulia, dan akan membuat
setiap orang bahagia dan senang dengan kehadirannya, dia sangat menghargai
hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta
mendapatkan manfaat dengan keberadaannya.
~ Kategori manusia sunnah.
Manusia sunnah, keberadaannya
bermanfaat, tetapi kalau tidak ada (pergi) maka hati kita tak akan tercuri,
tidak akan merasa kehilangan. Tidak ada rongga kosong akibat rasa
kehilangannya. Hal ini mungkin terjadi karena belum adanya kedalaman dan
keikhlasan amal perbuatannya sehingga belum sampai menyentuh relung-relung hati
yang paling dalam.
Apabila
ia sebagai karyawan/pejabat, tipe ini mempunyai ciri-ciri : keberadaannya atau
kehadirannya memang sangat menyenangkan, tetapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan
(tercuri). Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad
mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus ikhlas dan
bersungguh-sungguh untuk mencari ridha Allah Swt., niscaya ia akan naik
peringkatnya menjadi golongan yang atas, yang lebih utama yaitu sebagai manusia
wajib.
~ Kategori
manusia mubah.
Ada
dan tidak adanya tidak akan berpengaruh apa-apa pada masyarakat lingkungannya.
Seorang ayah yang bertipe mubah, sebagai pemimpin rumah tangga tidak bisa
berfungsi sebagaimana layaknya kepala rumah tangga, ia akan cuek saja terhadap
rumah tangganya, tak bisa mendidik dan mengarahkan keluarganya kejalan yang
diridhai Allah Swt. Demikian apabila terjadi pada seorang ibu rumah tangga yang
bertipe mubah, maka fungsi ratu rumah tangga yang mengurusi keluarga tak
berjalan dengan semestinya, jalannya tidak harmonis, asal-asalan saja, tujuan
rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah (ketenteraman, kerukunan dan kasih
sayang karena Allah ) tak dapat terlaksana dengan baik. Demikian pula seorang
pemuda yang bertipe mubah, ada di rumah maupun tidak ada di rumah, keadaan
rumahnya tetap berantakan saja. Ada
dan tiadanya tidak membawa manfaat maupun madharat. Demikian pula tipe pembantu
rumah tangga yang mubah, ia tidak bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah
diamanatkan kepala rumah tangga kepadanya, yang penting baginya asal tiap bulan
dapat honor yang tetap sudah cukup. Padahal Rasulullah sudah memberi peringatan
bahwa “kamu semua adalah pemimpin, dan
kamu semua nanti akan dimintai pertanggung jawabannya”.
Apabila kategori manusia mubah ini tedapat pada
seorang karyawan/pejabat, maka ia akan mempunyai ciri-ciri : ada dan tiadanya
sama saja. Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini,
kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan
kepergiannyapun tak terasa kehilangan. Karyawan seperti ini mempunyai tipe
orang yang tak mempunyai motivasi, asal-asalan kerja, tidak memikirkan
kualitas, kinerja dan sinerji, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal-hal
produktifitas lainnya. Kehidupannya tak menarik, hanya datar-datar saja.
Sungguh sangat menyedihkan sekali memang, apabila hidup di dunia yang hanya
sekali saja ini tidak mempunyai makna apa-apa. Guna perbaikannya harus
dipelajari bagaimana latar belakang dan penyebabnya, kalau bisa dimotivasi
dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, semoga bisa meningkatkan etos
kerjanya.
~ Kategori
manusia makruh.
Orang seperti ini keberadaannya justru membawa
mudharat dan kalau ia tidak ada tidak berpengaruh. Tetapi kalau ia datang
kesuatu tempat maka orang-orang yang didatanginya akan merasa bosan dan tidak
senang. Misalnya ada seorang ayah yang mempunyai tipe semacam ini, sebelum ayah
pulang ke rumah dari kantornya, suasana rumah sangat tenang; tetapi ketika klakson
dibunyikan pertanda bahwa ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga,
ibu cemas, dan pembantupun menjadi gelisah. Inilah seorang ayah yang menjadikan
keberadaannya menimbulkan masalah.
Apabila
tipe makruh ini terdapat pada seorang karyawan/pejabat, maka cirinya antara
lain ialah: adanya akan menjadikan masalah, dan tiadanya tidak akan menimbulkan
masalah. Misalnya dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara kata-katanya banyak
mengandung elemen porno aksi dan banyak kesia-siaan, kalau ditugasi pekerjaan
tidak tuntas juga tidak memuaskan.
~
Kategori manusia haram (seburuk-buruk sifat manusia).
Pada manusia bertipe haram, keberadaannya malah
dianggap sebagai musibah, sedang ketiadaannya malah disyukuri. Jika saja ia
pergi ngantor, justru perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini
dipecat malah semua karyawan yang ada (ditinggal) mensyukurinya.
Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang
bisa menjalar. Ia sering memfitnah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah,
serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas
ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya selalu membuat
masalah. Pendek kata dia adalah “Si
Trouble Maker”
Semoga semua ini bisa menjadi bahan renungan agar hidup
yang hanya sekali ini bagi kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang
terbaik dan yang bisa bermanfaat bagi kehidupan dunia dan untuk bekal di
akhirat nanti. Semoga. Amiin. Wassalamu’laikum w.w.”
Obrolan Fit &
Gembus by Sunanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar