Jumat, 11 Mei 2012

PIDATO KEERTEAN


PIDATO KEERTEAN
Pak Masran sebagai Ketua Rt. rupa-rupanya sedang dikerjain oleh Ketua Panitia HUT.RI., agar dia berpidato sekaligus pembinaan warganya. Ini memang “pokalnya” Bung Gembus yang tidak mau kalah dengan Pemerintahan Pusat, kalau ditingkat pusat ada “Pidato Kenegaraan” pada HUT.RI., maka ditingkat Rt.nya Bung Gembus ada “PIDATO KE-ERTE-AN”. Setelah beberapa acara pra acara seperti lazimnya dalam memperingati HUT.RI., termasuk pula di dalamnya terdapat nyanyian lagu-lagu wajib oleh “Remaja Masjid Raudhatul Mu’minin” yang ada di wilayah Rt.-nya dan dibuka dengan bacaan “basmallah” oleh Ketua Panitia yaitu Bung Gembus, maka Pak Masran yang sebagai Ketua Rt. dipersilahkan oleh Ketua Panitia HUT.RI. untuk memberikan pidato tunggal sekaligus penceramah guna peningkatan “Sumber Daya Manusia “ di tingkat Rt, dengan judul “PIDATO KEERTEAN”

Pak Masran naik ke mimbar kemudian berpidato dengan diawali terlebih dahulu dengan salam :” Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh,” hadirinpun menjawab serentak dengan : ”Wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh” Pak Ketua melanjutkan :” Alhamdulillahi rabbil’alaimin, segala puji dan syukur kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, kepada Rabb Yang Maha Pemberi Cahaya Kebenaran, dari pada-Nya kita mendapatkan sumber “kata hati yang bersih dan  bersifat mulia”. Allah Yang Maha Kuasa telah memberikan kita ilham dapat membedakan mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk seperti firman-Nya yang artinya :
”Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan (tahu jalan keburukan) dan ketaqwaannya (tahu jalan kebenaran), sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori-nya. (QS. Asy Syams, 91: 7-10)
Shalawat serta salam bagi Nabi Besar Muhammad Saw., dan keluarganya, dan para shahabatnya dan semua ummatnya yang cinta kepadanya. Nabi kita telah memberikan dan menyampai-kan kepada kita semua risalah keislamannya yang telah terbukti kebenarannya.
Amma Ba’du, lain dari pada itu perkenankanlah kami atas nama seluruh Pengurus Rt. mengucapkan selamat HUT. RI. Kepada semua warga Rt., serta ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua kepanitiaan yang terlibat dalam HUT.RI. Ke 60 tingkat Rt.01’Rw.XX, dalam Rt. Taman Indah, Desa Waru Doyong yang tercinta. Marilah kita syukuri atas karunia Allah ‘Azza wa Jalla, atas kemerdekaan RI ini, semoga atas jasa-jasa para Pahlawan yang telah brjuang membela tanah tumpah darah tercinta ini dibalas Allah sesuai dengan amal bhaktinya. Aamiiin.
Para hadirin yang kami mulyakan, sungguh beruntung bagi manusia yang mendapatkan karunia Allah Swt. kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik-pernik kebaikan yang diperlihatkan Allah kepada hamba-Nya. Derajat kemuliaan seseorang dapat dinilai dari bagaimana pengamalan kebaikannya  yaitu bisa mempunyai nilai manfaat bagi orang lain. Sabda Rasulullah Saw. :” Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”. (HR.Tirmidzi).
Marilah kita coba untuk membuat klasifikasi manusia dengan meniru klasifikasi yang biasa digunakan dalam hukum Islam yaitu :Wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram”
~ Kategori manusia wajib (sebaik-baik sifat manusia).
Manusia wajib ditandai dengan adanya (keberadaannya) sangat dirindukan pada lingkung-annya, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat orang disekitarnya tercuri, artinya kalau ia sedang tiada (pergi) maka lingkungannya merasa kehilangan akan kehadirannya. Tanda-tanda lain adalah ia itu pemalu, malu untuk berbuat maksiat, jarang mengganggu orang lain, sehingga orang lain akan merasa aman darinya. Peri laku kesehariannya lebih banyak kebaikannya, merasa nikmat apabila bisa berbuat kebajikan, ucapannya terpelihara, ia hemat kata-kata, lebih banyak berbuat kebaikan dari pada bicara yang tak berguna. Sedikit kesalahan, tidak mau mencampuri urusan orang lain yang bukan urusannya, menjaga silaturrahmi, berwibawa, penyabar, selalu berterima kasih pada orang yang membantu mengatasi kesulitannya, penyantun, lemah lembut, bisa menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu, serta penuh kasih sayang sesamanya.
Ia jauh dari pada kebiasaannya melaknat orang lain, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersifat tergesa-gesa, dengki, bakhil, penghasut, tetapi justru sebaliknya ia menunjukkan muka yang selalu berseri-seri, wajah cerah, ramah-tamah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, dan marahpun karena Allah Swt., subhanallah demikian indah kehidupannya. Keramahannya menjadi penyejuk hati bagi kawan bicaranya meskipun yang diajak bicara sedang membara hatinya; kata-katanya selalu terpateri dihati yang mendengarnya. Kategori manusia wajib pastilah bermanfaat dan kalau keberadaannya tidak ada (pergi) maka orang akan merasa kehilangan. Begitulah akhlak yang baik atau mulia itu sehingga wajarlah ia mendapat predikat “ sebaik-baik sifat manusia ”.
Apabila ia sebagai karyawan/pejabat, ia akan memiliki ciri-ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, kalau ia pergi maka ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan. Dia sangat disukai karena ia sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiakan siapapun yang berjumpa dengannya. Tutur katanya sopan sehingga tak melukai siapaun yang mendengarnya, bahkan pembicaraanya sangat bijak, menjadi penyejuk hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang akan merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya dan tak merasakan tertekan. Akhlaknya sangat mulia, dan akan membuat setiap orang bahagia dan senang dengan kehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapatkan manfaat dengan keberadaannya.
~ Kategori manusia sunnah.
Manusia sunnah, keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau tidak ada (pergi) maka hati kita tak akan tercuri, tidak akan merasa kehilangan. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangannya. Hal ini mungkin terjadi karena belum adanya kedalaman dan keikhlasan amal perbuatannya sehingga belum sampai menyentuh relung-relung hati yang paling dalam.
Apabila ia sebagai karyawan/pejabat, tipe ini mempunyai ciri-ciri : keberadaannya atau kehadirannya memang sangat menyenangkan, tetapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan (tercuri). Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus ikhlas dan bersungguh-sungguh untuk mencari ridha Allah Swt., niscaya ia akan naik peringkatnya menjadi golongan yang atas, yang lebih utama yaitu sebagai manusia wajib.
~ Kategori manusia mubah.
Ada dan tidak adanya tidak akan berpengaruh apa-apa pada masyarakat lingkungannya. Seorang ayah yang bertipe mubah, sebagai pemimpin rumah tangga tidak bisa berfungsi sebagaimana layaknya kepala rumah tangga, ia akan cuek saja terhadap rumah tangganya, tak bisa mendidik dan mengarahkan keluarganya kejalan yang diridhai Allah Swt. Demikian apabila terjadi pada seorang ibu rumah tangga yang bertipe mubah, maka fungsi ratu rumah tangga yang mengurusi keluarga tak berjalan dengan semestinya, jalannya tidak harmonis, asal-asalan saja, tujuan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah (ketenteraman, kerukunan dan kasih sayang karena Allah ) tak dapat terlaksana dengan baik. Demikian pula seorang pemuda yang bertipe mubah, ada di rumah maupun tidak ada di rumah, keadaan rumahnya tetap berantakan saja. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat maupun madharat. Demikian pula tipe pembantu rumah tangga yang mubah, ia tidak bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah diamanatkan kepala rumah tangga kepadanya, yang penting baginya asal tiap bulan dapat honor yang tetap sudah cukup. Padahal Rasulullah sudah memberi peringatan bahwa “kamu semua adalah pemimpin, dan kamu semua nanti akan dimintai pertanggung jawabannya”.
Apabila kategori manusia mubah ini tedapat pada seorang karyawan/pejabat, maka ia akan mempunyai ciri-ciri : ada dan tiadanya sama saja. Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannyapun tak terasa kehilangan. Karyawan seperti ini mempunyai tipe orang yang tak mempunyai motivasi, asal-asalan kerja, tidak memikirkan kualitas, kinerja dan sinerji, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal-hal produktifitas lainnya. Kehidupannya tak menarik, hanya datar-datar saja. Sungguh sangat menyedihkan sekali memang, apabila hidup di dunia yang hanya sekali saja ini tidak mempunyai makna apa-apa. Guna perbaikannya harus dipelajari bagaimana latar belakang dan penyebabnya, kalau bisa dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, semoga bisa meningkatkan etos kerjanya. 
~ Kategori manusia makruh.
Orang seperti ini keberadaannya justru membawa mudharat dan kalau ia tidak ada tidak berpengaruh. Tetapi kalau ia datang kesuatu tempat maka orang-orang yang didatanginya akan merasa bosan dan tidak senang. Misalnya ada seorang ayah yang mempunyai tipe semacam ini, sebelum ayah pulang ke rumah dari kantornya, suasana rumah sangat tenang; tetapi ketika klakson dibunyikan pertanda bahwa ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantupun menjadi gelisah. Inilah seorang ayah yang menjadikan keberadaannya menimbulkan masalah.
Apabila tipe makruh ini terdapat pada seorang karyawan/pejabat, maka cirinya antara lain ialah: adanya akan menjadikan masalah, dan tiadanya tidak akan menimbulkan masalah. Misalnya dari penampilan dan kebersihan badannya  mengganggu, kalau bicara kata-katanya banyak mengandung elemen porno aksi dan banyak kesia-siaan, kalau ditugasi pekerjaan tidak tuntas juga tidak memuaskan.
~ Kategori manusia haram (seburuk-buruk sifat manusia).
Pada manusia bertipe haram, keberadaannya malah dianggap sebagai musibah, sedang ketiadaannya malah disyukuri. Jika saja ia pergi ngantor, justru perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat malah semua karyawan yang ada (ditinggal) mensyukurinya.
Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Ia sering memfitnah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya selalu membuat masalah. Pendek kata dia adalah “Si Trouble Maker”
Semoga semua ini bisa menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini bagi kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bisa bermanfaat bagi kehidupan dunia dan untuk bekal di akhirat nanti. Semoga. Amiin. Wassalamu’laikum w.w.”
Obrolan Fit & Gembus by Sunanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar